REPUBLIKA.CO.ID, Anak penyandang sindroma down bisa berkembang dengan baik bila diberikan stimulasi, terapi dan diajak sosialisasi.
Ketua II Bidang Internal Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (Potads), Dini Prihatini, mengatakan ada terapi seperti fisioterapi, pijat dan urut yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi anak. Terapi bisa di tempat khusus, ada juga di rumah sakit.
Fisioterapi ini dilakukan supaya saat bayi sindroma down bisa mengangkat kepala. Terapi ini juga bisa membuat anak bisa duduk, sampai bisa jalan. “Kalau ingin belajar jalan, kakinya diurut, kalau muka, mukanya yang dipijat. Anak down syndrome mempunyai lidah lebih lebar dan pendek, karena otot pipi kurang kuat kadang-kadang mulutnya kebuka terus, diurut supaya tertutup,” tambahnya.
Untuk bisa jalan bukan hanya urut saja, tapi juga membangunkan otot-otot yang tidur. Bisa juga pakai alat misalnya pakai bola, guling padat. Sementara kalau terapi wicara diurut-urut juga daerah mulutnya di luar dan dalam. Saat terapi anak sindroma down diajarkan belajar A, B, C. Mereka diajarkan cara mengucapkan yang benar. Okupasi terapi motorik halus seperti menulis, motorik kasar seperti melempar, meremas.
Kadang-kadang orang suka salah di masyarakat, melihat anak sindroma down tukang pukul, tukang lempar. Menurut Dini, mereka bukan nakal tapi lebih karena tidak diterapi.
“Kalau terapi dikasih tahu melempar bagaimana, kalau lempar bola boleh, kalau lempar barang nggak boleh, dikasih tahu. Dia misalnya pukul atau jambak, jelaskan itu nggak boleh. Kadang karena mereka belum diterapi, mereka belum bisa mengontrol gerak tubuhnya dan tangannya, mungkin maksudnya dia mau membelai, tapi jatuhnya jadi menarik atau melempar. Jadi mereka tidak bisa disalahkan. Kalau belum distimulasi dan terapi jadinya seperti itu,” ujarnya.
Selain di rumah sakit, menurut Dini, di tukang urut dan pijat bayi juga bisa, asal mereka mengerti otot dan cara mengurut yang benar. Otot yang tidur dibangunkan. Bisa juga orang tua memijat sendiri dengan belajar di YouTube, atau belajar dari terapis, satu dua kali ikut terapis, belajar dari mereka lalu pijat sendiri.
Stimulasi juga bisa diberikan dengan bermain misalnya tendang-tendangan bola, menangkap bola, kejar-kejaran atau melempar dan menangkap bola. Ini bisa dilakukan dengan orang tua, saudara, kakek nenek ataupun pengasuhnya.