REPUBLIKA.CO.ID, Di Indonesia diperkirakan jumlah anak dengan sindroma down mencapai ribuan anak yang tersebar di seluruh Indonesia. Lalu bagaimana caranya mengetahui bahwa anak mengalami sindroma down, bagaimana cara mendeteksinya?
Ketua II Bidang Internal Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (Potads), Dini Prihatini, mengatakan, anak dengan sindroma down adalah anak yang kelebihan kromosom nomor 21. Untuk memastikannya, atau mengkonfirmasi supaya tepat apakah anak ini penyandang down syndrome atau tidak, harus melakukan cek darah, cek kromosom untuk membuktikan kromosom berlebih pada kromosom nomor 21.
Tapi secara fisik, biasanya dokter bisa melihat ciri anak dengan sindroma down. Yaitu jarak mata yang jauh antara kiri dan kanan. Tulang hidung yang datar, lidah lebih lebar dan panjang jadi waktu bayi suka melet, ototnya masih lemas, jadi untuk menutup mulut masih susah.
Mukanya terlihat seperti orang Mongoloid. Bukan hanya itu, tekuk belakang leher lebih datar atau pendek. Selain itu, jari kaki jempol antara ruas, jari nomor empat sebelah jempol dengan jempol itu jauh. Kemudian ruas kelingking, kalau orang biasa tiga ruasnya, mereka dua ruasnya.
“Tapi tidak smeua seperti itu, kadang mereka melihat ada beberapa ciri-ciri kayaknya penyandang down syndrome. Dokter biasanya bilang suspect down syndrome, dan sarankan untuk cek kromoson, supaya memastikan bahwa kromosom lebih di nomor 21 itu,” ujarnya.