Senin 28 Mar 2016 23:17 WIB

Industri Kreatif Berbasis Pariwisata Harus Terus Berinovasi

Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGJAKARTA – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendorong industri kreatif atau industri budaya yang berbasis pada pariwisata untuk terus berpacu dalam inovasi.

Menurut dia, tidak harus menemukan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada, dan original. Mengamati, memodifikasi, dan menjadi produk yang baru, kata Menpar, itu sudah cukup untuk bersaing di pasar yang semakin mengglobal.

Hal itu diungkapkan Menpar Arief Yahya saat mengunjungi Omah Kecebong, resort bergaya trasidional Jawa di Sleman, Yogjakarta. “Untuk environment dan community aspec-nya sudah sangat bagus. Tingga di-support aspek economic-nya, seperti promosi,” ucap Arief Yahya dalam keterangannya, Senin (28/3), mengomentari Omah Kecebong yang digagas Hasan Setyo Prayogo itu.

Menpar merasakan langsung atmosfer traditional Jawa dan cultural value Omah Kecebong yang berlokasi di Jalan Sendari RT02 RW18 Dusun Sedari, Tirtoadi, Mlati Sleman, Yogyakarta itu. Nama Omah Kecebong sudah cukup popular. Ada yang menyebut “My Comfortable Place, clean, away from the noise and the natural shade of green and a veriety of rare plants.”

Ada juga yang berkomentar sebagai “the second home.” Ada juga yang heboh karena ada gerobag yang ditarik sapi dan menjadi truk pengangkut barang di zaman dulu.

“Sayur lompongnya enak. Ini terbuat dari batang pohon talas,” kata Arief Yahya yang hobinya masakan tradisional. Menpar juga hobi dengan masakan daerah, seperti Ayam Taliwang Lombok, kepala ikan Belitung, dan masih banyak jenis kuliner tradisional.

Beberapa kegiatan juga sudah mulai banyak dilakukan di Omah Kecebong, baik sosial, pariwisata, maupun aktivitas sastra dan budaya. “Saya lihat Pak Menpar Arief Yahya juga terkesan dengan beberapa masakan khas tradisional Jawa di sini, ada sayur oseng lompong, nasi bakar. Rasanya sangat khas dan tidak banyak restoran atau rumah makan yang menyediakan menu Jawa tempo dulu seperti yang kami sajikan,” ujar Hasan Prayogo, penggagas Omah Kecebong.

Hasan menuturkan, Menpar juga terkesima dengan berbagai hortikultura yang ditanam dan hidup subur di Omah Kecebong itu adalah buah-buahan langka. Seperti blackberry, cherry Vietnam, kacang amazon, buah ajaib, yang hampir pasti tidak akan ditemukan di objek wisata mana pun juga.

“Tiap malam, kami dihibur oleh konser kodok ngorek, dan tiupan peluit jangkrik. Tidak mudah menciptakan suasana kampung, zaman dulu, dengan segala sentuhan atmosfer yang artistik seperti ini,” ungkap Hasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement