REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Salah satu pameran pariwisata terbesar di Indonesia, ASTINDO Fair 2016, yang gelar di Assembly Hall Jakarta Convention Centre (JCC) sejak 25 hingga 27 Maret 2016 mendapat sambutan dari masyarakat.
Tak heran, jika pameran yang menawarkan paket perjalanan baik inbound maupun outbond itu ramai dikunjungi masyarakat yang ingin berwisata. Sebanyak 100 ribu pengunjung ditargetkan datang ke arena ASTINDO Fair 2016.
"Ini tahun keenam Astindo Fair 2016, kami optimistis dapat menembus angka pengunjung hingga 100 ribu dengan jumlah transaksi hingga Rp 150 miliar," ujar Ketua Astindo Elly Hutabarat dalam keterangannya, Ahad (27/3).
Menurut Elly, dari tahun ke tahun Astindo semakin ramai dan membangun gairah pariwisata domestik maupun internasional. Berbagai penawaran terbaik yang dihadirkan di Astindo Fair tahun ini ada dari maskapai internasional, wisata domestik, dan mancanegara.
Menurut dia, animo masyarakat untuk berlibur tetap tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu. Saat ini, ada yang bergeser dari persepsi orang tentang wisata. Wisata tidak hanya dianggap sebagai life style, tapi sudah menjadi kebutuhan dasar setiap orang.
Turut berpartisipasi pula sejumlah badan promosi pariwisata dari berbagai negara yang memperkenalkan keunikan destinasi, termasuk atraksi wisata baru dan menarik. Di antaranya China, Fiji, Guilin, Jepang, Korea, Taiwan, New Zeland, Filipina, Turki, termasuk Indonesia.
Pameran perjalanan terbesar di Indonesia itu juga menghadirkan paket wisata domestik. Terdapat 10 destinasi yang ditawarkan oleh pameran wisata. Koordinator Public Relations Kemenpar, Dyah Permatasari mengatakan, 10 destinasi domestik yang ditawarkan merupakan tempat yang dipromosikan.
Menurut dia, pameran wisata destinasi domestik ini memang untuk membantu pariwisata di Indonesia. "Kita juga ada destinasi domestik yang kita tawarkan yaitu, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung , Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalikai, Wakatobi, Labuhan Bajo, Morotai," ujar Dyah.
Selain di JCC, Astindo Fair juga diselenggarakan di Surabaya 17-20 Maret di Atrium Grand City Mall Surabaya. Tentunya dengan acara ini menarik minat masyarakat untuk berwisata.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusanta Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty mengatakan, transaksi pariwisata menggunakan kartu kredit dan debit meningkat drastis tahun ini. Menurut Esthy, Indonesia memiliki banyak destinasi pariwisata yang menakjubkan. Oleh karena itu dia meminta kerja sama Astindo Fair untuk turut mempromosikan destinasi tersebut. "Penjualan destinasi domestik dan mancanegara harus proporsional, antara bisnis dan domestik," ujar Esthy.
Menpar Arief Yahya terus mendorong lebih banyak kegiatan travel mart atau aktivitas selling seperti ini di dalam negeri. Terutama inbound, dari satu kota ke kota lain di Indonesia, seperti Jakarta ke banyak destinasi menarik di Indonesia Tengah dan Timur.
“Domestic market kita besar sekali, tahun 2015 saja ada 255 juta pergerakan, lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia. Nanti dengan metode baru yang kami buat, pergerakan itu bisa dipelajari lebih detail,” ungkap Menpar.
Metode penghitungan dan analisis baru yang akan diterapkan Arief Yahya menggunakan gadget. Penetrasi pasar handphone di Indonesis itu luar biasa besar, hampir semua orang sudah pegang HP. Karena itu, provider bisa diajak bekerjasama untuk mendeteksi pergerakan penduduk dari satu lokasi ke lokasi yang lain. “Inilah yang disebut wisnus, wisatawan nusantara, Dan bisa dilihat setiap hari, sehingga kita tahu apa yang menjadi gula? Sehingga semut pada berhamburan datang,” tutur Arief.