Kamis 10 Mar 2016 11:26 WIB

Wisman GMT 'Kepincut' Keindahan Alam Kota Palu

Turis mengabadikan gerhana matahari total (GMT) di lokasi Eclipse Festival 2016 di Bukit Ngata Baru, Palu, Sulawesi Selatan, Rabu (9/3).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Turis mengabadikan gerhana matahari total (GMT) di lokasi Eclipse Festival 2016 di Bukit Ngata Baru, Palu, Sulawesi Selatan, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sebanyak 147 wisatawan mancanegara berkunjung ke rumah adat Suku Kaili Banua Oge atau "Sou Raja" di Kelurahan Lere Kota Palu, saat puncak Gerahana Matahari Total (GMT), kemarin.

Pada kesempatan itu mereka juga dipertontonkan dengan karnaval budaya yang digelar tepat di bawah Jembatan Palu IV.

Seorang turis asal Los Angeles, Jason mengaku sangat dihormati dengan tampilan budaya tersebut. Menurut dia, selain warganya yang ramah, pemandangan alam Kota Palu juga sangat indah.

"Sebenarnya saya masih ingin berlama-lama melihat daerah ini, tapi kami dibatasi oleh jadwal. Saya suka di sini panorama alamnya indah dan masyarakatnya juga baik dan ramah," katanya dengan bahasa Indonesia yang terpatah-patah.

Menurut dia, dari karnaval budaya yang ditampilkan, sekilas dapat dilihat begitu banyak corak budaya yang ada. Tentunya tidak cukup dalam satu hari untuk mengenal semuanya. Dalam rangka menyaksikan GMT, Jason mengaku datang bersama empat anggota keluarganya.

"Tapi saya akan balik lagi ke sini untuk melakukan perjalanan wisata secara pribadi," tambahnya.

Turis lainnya asal Jerman, Stefany mengatakan, Kota Palu memiliki tata letak yang indah karena dikelilingi perbukitan yang hijau dan laut yang luas.

"Ini sangat mempesona, 'I love here'. Setelah ini saya akan datang lagi ke Palu walaupun tanpa ada momen seperti ini," ungkap wanita yang bekerja di salah satu biro perjalanan di Jerman itu.

Terkait itu, Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kota Palu, Herlina mengatakan, karnaval budaya yang ditampilakan itu berasal dari berbagai komunitas yang dibawakan para Randa Kabilasa, Koko Cici, Putri Batik dan Duta Batik Remaja dengan total 100 orang.

"Para peserta kernaval ini sudah melakukan persiapan selama dua bulan sebelumnya. Kostum yang digunakan sudah dibuat setengah tahun yang lalu dan menghabiskan dana puluhan juta, namun ada juga yang menyiapkan sendiri," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement