Kamis 03 Mar 2016 22:27 WIB

Sambut GMT, Palangka Raya Suguhkan Tradisi dan Budaya Lokal

Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016.
Foto: pixabay
Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Menyambut Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret mendatang, Kota Palangka Raya bakal menyuguhkan tradisi dan budaya lokal, berupa ritual Balian Ba Ampar-Ampar. Tradisi ini menarik wisatawan mancanegara (wisman) yang bakal menyaksikan GMT  di ibu kota Kalimantan Tengah itu.

"Ini bukti bahwa kultur itu 60 persen mempengaruhi wisman berkunjung ke Tanah Air,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangannya, Kamis (3/3). Sisanya, 35 persen potensi alam dan 5 persen buatan manusia (man made), seperti sport tourism, MICE – meetings, incentives, conferences dan exhibitions, theme park dan lainnya.

Bali, kata Menpar, sangat dikenal di seluruh penjuru dunia karena kekhasan dan keunikan budayanya. "Karena itu, hidupkan budaya di seluruh kawasan pariwisata di seluruh nusantara, agar bisa dikemas dalam mempromosikan Wonderful Indonesia," papar Arief.

Menurut dia, Tuhan sudah memberi bonus GMT, yang hanya ada di 12 provinsi di Indonesia, yang dilalui daratannya. Ia menambahkan, di manapun juga tidak ada yang bisa menyaksikan  GMT itu, dan hanya terulang 350 tahun sekali.

“Dulu 1983 juga ada GMT di Jawa, tetapi tidak dikemas sebagai produk atraksi di pariwisata. Tidak dipromosikan besar-besaran di luar negeri. Akhirnya bonus Tuhan itu hanya lewat begitu saja. Sekarang kami tidak mau kehilangan momentum langka seperti ini. Karena itu GMT kami kemas dengan tambahan 100 event di 12 provinsi itu,” papar Arief.

Ritual Balian Ba Ampar-Ampar adalah semacam tradisi adat dayak di Kalimantan Tengah untuk mengusir hal-hal negatif, akibat gerhana matahari itu. Dalam kebiasaan masyarakat lokal, Ba Ampar-Ampar itu cukup dipercaya oleh masyarakat sebagai doa untuk mendapatkan keselamatan dan kebaikan.

“Ritual-ritual seperti inilah yang membuat fenomena alam itu menjadi seru. Di pariwisata, kekayaan cerita-cerita seperti itu sangat banyak, dan masih dipercaya oleh masyarakat secara turun temurun. Ini juga menjadi atraksi tersendiri,” imbuh Raseno Arya, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Kamis (3/3).

Kemenpar sudah menerjunkan sebuah tim kecil siap diterjunkan ke Palangka Raya. Misinya, mempromosikan budaya lokal, destinasi wisata, kuliner hingga kegiatan GMT ke wisatawan yang sudah mulai bersiap-siap berkunjung ke Palangkaraya. “Balian Ba Ampar-Ampar akan digelar di Stadion Sanaman Mantikei Palangka Raya, pada 9 Maret 2016,” ungkap Raseno.

Ternyata, ini ritual pertama yang dilakukan masyarakat Dayak. Maklum, GMT jarang terjadi. Nantinya akan ada tiga Balian yang akan melaksanakan ritual. Tiga Balian tadi nantinya akan meminta kepada sang pencipta untuk dijauhkan dari hal negatif. Atraksi budaya ini ternyata mendapat respons tinggi dari wisatawan yang berkunjung.

Banyak wisatawan yang minta difasilitasi untuk menyaksikan ritual Balian Ba Ampar-Ampar. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Palangka Raya, Afendie, mengaku kewalahan menyambut antusiasme wisatawan. Dari paparannya, tamu-tamu di tiga hotel berbintang di wilayah Kota Palangka Raya sudah banyak yang minta difasilitasi.

“Sekitar 260 kamar tiga hotel berbintang telah dipesan wisatawan Jepang dan Australia. Selain permintaan menyaksikan GMT, mayoritas tamu juga minta difasilitasi untuk menyaksikan ritual khas Dayak tadi,” ujar Afendie.

Selain ritual Balian Ba Ampar-Ampar, beragam kegiatan menarik lainnya sudah disiapkan Pemkot Palangka Raya untuk menarik wistawan. Ada Sendratari, Pesta Rakyat dan Carnaval yang siap menyapa saat GMT nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement