Kamis 03 Mar 2016 19:02 WIB

Gempa Mentawai, Kemenpar Aktifkan Crisis Center

Pantauan udara menggunakan Pesawat Pengintai TNI AU Boeing 737-200 di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (3/3).  (Republika/Agung Supriyanto)
Pantauan udara menggunakan Pesawat Pengintai TNI AU Boeing 737-200 di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (3/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Gempa berskala 7,8 skala richter yang mengguncang Mentawai Rabu (2/3) kemarin malam membuat Tim Crisis Centre Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali aktif.

"Kami cepat-cepat melakukan pendataan, memantau informasi, menghubungi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan koneksi pariwisata terdekat dengan lokasi kejadian," ujar Ukus Kuswara, Ketua Tim Crisis Center, Kemenpar Kamis (3/3). 

Sementara itu, ditambahkan oleh Raseno Arya selaku Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal, event Gerhana Matahari Total (GMT) di Mentawai yang rencananya 9 Maret mendatang akan digelar, tetap berjalan sesuai rencana.

"Festival Mentawai tetap digelar sesuai rencana," tambah dia dalam kesempatan yang sama.

Raseno menyebut, buat orang Padang dan Sumatera Barat, gempa bumi itu sudah sering terjadi. "Jadi, masyarakat sudah mempunyai persiapan menghadapi gempa," jelas dia. 
 
Tim Crisis Center melaporkan, setelah gempa berkekuatan 7,8 SR terjadi, ada gempa susulan pagi ini dengan kekuatan 5,8 SR. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir gempa tersebut terjadi pukul 07.10 WIB. Lokasi gempa berada di 4.58 LS - 94.56 BT, atau sekitar 598 km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Sumbar. Gempa ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer. Tidak ada peringatan tsunami akibat gempa ini.
 
Meskipun komunikasi dengan masyarakat di Mentawai termasuk yang berada di Pulau Siberut Selatan belum sepenuhnya lancar, tapi berdasar laporan yang dihimpun Tim Crisis Center Pariwisata, masyarakat di pulau itu telah kembali ke rumahnya dan beraktivitas sebagaimana biasa. Kegiatan pendidikan juga berjalan dengan normal seperti biasa. Sampai siang ini belum ada laporan korban atau kerusakan yang berarti. 
 
Sebelumnya direncanakan Dinas Pariwisata Mentawai akan mengadakan pertunjukan kesenian, kuliner, permainan tradisional, dan doa bersama lintas agama pada malam sebelum gerhana.
 
"Tapi semua tetap saja, jalan normal," kata Ukus menambahkan.
 
Menpar Arief Yahya juga terus memantau aktivitas Tim Crisis Center Kemenpar. Sejak Gunung Raung meletus, diikuti erupsi gunung di Barujari (anak Gunung Rinjani), gunung Gamalama, Gunung Sinabung, dan Gunung Soputan.
 
"Terakhir bom pos polisi Jalan Thamrin dan virus zika. Kami sudah punya standard operating procedure, yang kami adopsi dari United Nation World Tourism Organization (UN-WTO). Kami selalu menggunakan standar global untuk memantau kejadian-kejadian darurat," kata Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement