REPUBLIKA.CO.ID, Bagi komposer Yovie Widianto, rasa galau bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang produktif. Galau dianggapnya dapat memunculkan kreativitas untuk mencipta lagu atau menulis buku.
Musikus kelahiran Bandung, 21 Januari 1968 itu mengaku juga pernah mengalaminya. Salah satunya, ketika menciptakan lagu dalam album 'Lebih dari Sekadar Cantik' yang dirilis tahun 2010.
"Menurut saya, itu galau kreatif. Misalnya ingat mantan, ingat yang baik-baiknya saja ya, terus dibuat lagu dan meledak jadi hits di mana-mana," ujar Yovie yang berkelakar kala itu dirinya hanya galau dan sedih selama dua jam karena tidak ingin berlarut.
Akan tetapi, pendiri grup musik Kahitna itu mengungkap, ada syarat agar galau bisa menjadi produktif. Yakni, si penggalau harus sehat jasmani rohani.
Pasalnya, ketika mental dan fisik kurang sehat, galau justru mendorong melakukan hal-hal di luar logika. Jika itu terjadi, justru bakal berbalik merugikan.
Meski demikian, menurut Yovie, galau tidak mengenal usia. Ia berkata, banyak orang berkomentar lagu-lagu Kahitna masih galau meski telah menginjak usia tiga dasawarsa.
"Banyak yang bilang Kahitna umurnya 30 tahun tapi kok lirik lagunya nggak tambah dewasa, kata-katanya masih kayak anak lulus SMA atau kuliah," tutur Yovie yang akan mendukung konser #CelebrateHealth 45 tahun Combiphar yang membumikan pola hidup sehat pada 23 April 2016 di Cilandak, Jakarta.