Rabu 24 Feb 2016 19:31 WIB

Asma Nadia akan Rilis Film Pesantren Impian

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Achmad Syalaby
Asma Nadia
Foto: foto : MgROL_45
Asma Nadia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis Asma Nadia memperkenalkan film bergenre thriller yang berisi dakwah Islami. Melalui novel 'Pesantren Impian' yang diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, Asma ingin menyampaikan, setiap orang selalu mempunyai kesempatan kedua.

"Ini film semangat, pendekatan thriller, horor, religi. Walaupun nuansa horor, kita tak nebar hal vulgar, seksi dan sebagainya," kata dia saat berbincang di kantor Republika, Jakarta, Rabu (24/2).

Asma menjelaskan, film 'Pesantren Impian' berbicara mengenai suatu tempat rehabilitasi. Mengenai tempat yang memberi kesempatan seseorang yang ingin menjadi lebih baik dengan berhijrah.

Dalam film ini, Asma ingin mengajak penonton merefleksikan seperti apa kesalahan dan dosa yang selama ini diperbuat. Menurut dia, terlepas dari berapa banyaknya dosa masa lalu, bukan berarti seseorang kehilangan harapan untuk mendapat kesempatan kedua.

Setiap orang, menurutnya, mempunyai kesempatan untuk mendapat kesempatan untuk menjadi lebih baik. "Tidak ada hantu yang seksi dan cantik. Pesantren Impian bertebaran kata-kata mutiara di dalamnya," lanjutnya.

Film Pesantren Impian membawa pesan, ketika umat mengalami teror, dikecam, dilebeli, maka ia tidak boleh tunduk dengan rasa takut. "Ketika kita bersama Allah SWT kita dapat terus maju," ujarnya.

Pesantren Impian mempersilahkan orang-orang dari latar belakang berbeda yang ingin datang untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dia mencontohkan, mantan pekerja seks komersial, mantan pengguna narkoba, seseorang yang dikira pembunuh, polwan yang mencari seorang pembunuh dan lain-lain. Semua latar belakang akan diterima di Pesantren Impian.

Asma menuturkan, ada pesan yang terselip dari Pesantren Impian, pertama, film horor bisa disajikan tanpa mengumbar aurat. Kedua, adanya isu polwan berjilbab. Ketiga, selama ini pesantren yang identik dengan radikal dan teroris, sebenarnya hanya korban.

"Allah selalu memberikan kesempatan. Titik balik. Pesantren dibangun dengan semangat untuk hijrah. Betapapun gelapnya masala lalu setiap orang punya kesempatan untuk seseorang," imbuhnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement