REPUBLIKA.CO.ID, Praktik populer membasuh bayi yang lahir caesar dengan cairan vagina ibunya, menjadi perhatian serius dunia medis. Tindakan tersebut dipandang tidak aman.
Praktik yang disebut dengan 'vaginal seeding' adalah perawatan yang diberikan pada bayi caesar akibat minimnya paparan bakteri alami dan bermanfaat dari saluran vagina ibu. Kebiasaan ini dipraktikkan karena dipandang bermanfaat bagi kesehatan bayi.
Studi sebelum menunjukkan proses melahirkan secara caesar berdampak pada risiko obesitas, asma, dan penyakit autoimun pada anak. Tapi belum ada kepastian apakah membasuh bayi yang lahiran caesar akan melindungi anak, kutip ilmuwan di jurnal BMJ.
"Tidak ada bukti yang menyarankan manfaatnya, dan ini mungkin menyebabkan risiko," ujar peneliti Aubrey Cunnington dari Department of Medicine di Imperial College London. Risikonya terletak pada transfer bakteri jahat yang gejalanya tidak tampak pada ibu dan tidak terdeteksi. Misalnya B streptococcus, penyebab neonatal infeksi paling umum bersama dengan herpes atau gonococcus alias bakteri penyebab penyakit kelamin menular. Aubrey mengatakan patogen tersebut bisa ditransfer dari cairan vagina ke anak.
Di banyak negara berkembang, sepertiga bayi kini dilahirkan secara caesar. Studi yang dipublikasikan awal bulan di Nature Medicine menyebut sebuah percobaan klinis tentang membasuh bayi lahir caesar dengan cairan vagina ibu. Setelah dimonitor 30 hari, peneliti menemukan beberapa bayi, tidak semua, memiliki bakteri atau mikrobiota yang ada pada bayi yang lahir normal. Studi tersebut namuan tidak menyimpulkan efeknya bagi bayi secara jangka panjang.
Ketertarikan terkait hal ini dihubungkan dengan upaya memanipulasi mikrobiota demi kesehatan dan perawatan penyakit, dikutip dari Malay Mail Online, Kamis (24/2).
(baca: Psikolog Paparkan Keuntungan Metode BLW untuk Bayi)