Ahad 21 Feb 2016 02:05 WIB

Wisatawan Malaysia dan Brunei Bakal Nikmati GMT di Pontianak

Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016.
Foto: pixabay
Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan peneliti, terutama dari Malaysia dan Brunei diperkirakan akan datang ke Pontianak, Kalimantan Barat untuk menyaksikan peristiwa alam Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016, nanti.

Serangkaian kegiatan sudah disiapkan untuk meramaikan GMT di provinsi yang berada di garis Khatulistiwa itu. "Ada sensasi lain di Pontianak, karena berada persis di bawah garis khatulistiwa," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/2).

Wajar, kata Menpar, jika banyak peneliti yang menunggu datangnya bulan menutup matahari dalam posisi tegak lurus Kalimantan Barat. Meskipun, sebenarnya di Ibu Kota Kalbar itu tidak sampai 100 persen Gerhana. "Sensasi alam yang langka, 350 tahun sekali, dan hanya di Indonesia yang ada di darat, dan disambut dengan 100 event di seluruh Indonesia," ungkap Menpar.

Ribuan peneliti yang diyakini akan membanjiri provinsi yang berada di garis Khatulistiwa ini. Di Kota Pontianak, akan ada dua titik yang bisa menyaksikan gerhana matahari. Titik pertama adalah Pontianak Convention Center (PCC). Sementara titik berikutnya Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)

“Bagi pengunjung PCC yang terletak di Pontianak Selatan, diizinkan melihat langsung dari puncak gedung. Sementara untuk Pontianak Timur, di Markas Lapan sudah ada peralatan khusus yang disiapkan untuk menyaksikan fenomena GMT,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, Hilfira Hamid, Sabtu (20/2).

Menurut Hilfira, peristiwa alam yang hanya terjadi dalam kurun waktu puluhan tahun ini memberikan makna tersendiri bagi pihaknya. "Kami harapkan bisa mendongkrak wisatawan baik itu datang untuk melihat gerhana secara langsung ataupun melakukan penelitian. Peneliti Malaysia dan Brunei Darussalam akan kita undang karena di kedua negara tersebut tidak dilewati atau tidak bisa menyaksikan gerhana matahari,” paparnya.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Lapan. Lembaga penelitian dan pengembangan sains antariksa itu menyediakan 180-an kacamata khusus pada 9 Maret 2016. Menurut Hilfira, kacamata khusus ini bisa menangkal efek negatif dari tingginya radiasi GMT.  “Kota Pontianak akan dilewati gerhana matahari sedang, sekitar 92,96 persen," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement