Jumat 19 Feb 2016 23:07 WIB

2019, Danau Toba Diproyeksi Tarik 1 Juta Wisman

Danau Toba
Foto: Wikipedia
Danau Toba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danau Toba diproyeksikan bisa menarik 1 juta wisatawan mancanegara pada 2019. Guna mewujudkan target itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bertekad untuk mengembangkan kawasan Danau Toba menjadi destinasi yang memiliki kekuatan daya tarik yang berbasis pada potensi alam.

Karena itu, Menpar tengah mengupayakan Toba menjadi bagian dari Global Geopark Network. Tujuannya, kata dia, menjadikan Toba sebagai Destinasi Pariwisata Nasional dan Internasional yang kaya akan potensi budaya dan berkelanjutan serta sanggup menarik 1 juta wisman tahun 2019.

“Strategi pengembangannya, fokus pada elemen 3A yaitu atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Target pasar utama, turis dari negara-negara ASEAN, khususnya Malaysia dan Singapura, mereka tidak punya atraksi danau seteduh Toba. Lalu turis Eropa khususnya Belanda dan Prancis. Keduanya saat ini juga sudah cukup tertarik dan banyak yang sudah paham,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/2).

Sedangkan, turis yang berasal dari Australia dan Amerika menjadi target pasar sekunder. Sementara, target wisatawan nusantara berasal dari kota-kota besar di Pulau Jawa, dan Sumatera seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Pekanbaru dan Palembang.

Menurutnya, wisatawan ASEAN umumnya datang untuk sightseeing dan leisure, sedangkan wisatawan dari Eropa bertujuan untuk mengeksplorasi keindahan alam, berpetualang, advanture, meneliti serta melihat secara langsung Geopark Kaldera Danau Toba.

Arief memaparkan beberapa kunci menuju sukses menangani kawasan Danau Toba yang di tengahnya terdapat Pulau Samosir itu. Pertama, kata dia,  Integrated Planning termasuk Zonasi dan Delineasi KSPN Danau Toba dan sekitarnya. Kawasan itu bukan hanya danaunya saja, tetapi hampir menyeluruh se-Sumatera Utara. Koneksitas antara satu objek dengan objek yang lain. Atraksi dari satu titik ke titik lain. “Jadi jangan dibayangkan hanya danau-nya saja? Danau itu hanya sebagian kecil saja,” kata Arief Yahya.

Kedua, shared infrastructure. Pembangunan dan peningkatan jalan nasional dan tol. Diantaranya, tol Medan-Kualanamu-Perbarakan-Tebing Tinggi sepanjang 61,8 kilometer. Itu sudah dan sedang dilakukan, diperkirakan tuntas pada 2017. Lalu rekonstruksi atau peningkatan struktur jalan yang sudah dimulai sejak 2015 lalu, dari Silimbat-Siborong-borong. Termasuk Kota Tarutung: Siantar-Silimbat, Kab Simalungun-Silimbat. Kabupaten Tapanuli Utara, jalan seksi Lau Lisang. “Termasuk percepatan usulan agar Jalan Lingkar di Danau Toba dan Samosir dijadikan sebagai jalan nasional, agar bisa dihandle dari pusat,” kata dia.

Ketiga, peningkatan kualitas bandara, baik Kuala Namu, Silangit maupun Sibisa yang akan diperpanjang dan diperlebar runway-nya. Keempat, rehabilitasi dermaga yang mulai dilakukan sejak 2015. Persisnya di Mogang Palipi, Meat, Simanindo, Tiga Ras, P.Sibandang.

Kelima, pengembangan Danau Toba sebagai Global Geopark Network (GGN). Keenam, diformat pelayanan satu pintu, atau one stop service. Lalu ketujuh, skema insentif untuk investasi dan bisnis. Dengan begitu, Toba merupakan kawasan yang seksi bagi pelaku bisnis pariwisata.

“Karena itu, saat rapat koordinasi di Toba, melibatkan banyak kementerian, seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Kehutanan, Menteri Perikanan dan Kelautan, Menteri Perhubungan, Menteri Menko Kemaritiman, Menkumham, dan Menko Polhukam," ujar Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement