Kamis 18 Feb 2016 21:00 WIB

Cap Go Meh Bogor Kolaborasikan Budaya Sunda dan Tionghoa

Karnaval Bogor Street Festival 2015.  (foto : MgROL_34)
Karnaval Bogor Street Festival 2015. (foto : MgROL_34)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Puncak Perayaan Cap Go Meh pada Senin (22/2) yang digelar di Bogor, Jawa Barat mengusung tema Street Food Festival. Hal ini dilakukan agar semakin menyatu dengan wisata kuliner dalam bingkat Pesona Indonesia.

"Saya lihat rencana acaranya seru dan penuh kreasi. Ada atraksi pertunjukan, ada atraksi kuliner, yang dipadu dengan perencanaan yang bagus,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/2).

Menurut Menpar, yang paling unik ada kolaborasi antara sentuhan budaya Sunda dan Tionghoa yang mencolok di perayaan Cap Go Meh (CGM) itu. Salah satunya dengan beberapa tokoh mengenakan baju kampret, baju khas Sunda.

"Saya dengar memang ada kolaborasi budaya. Itu pas, sesuai dengan spirit Wonderful Indonesia yang menargetkan 10 juta kunjungan dari Tiongkok. Seperti yang dilakukan di Bali dalam Imlek 8 Februari lalu. Semoga ini menginspirasi daerah lain," papar Arief.

Menurutnya, itu adalah gaya promosi pariwisata budaya yang amat empatik dan cerdas, yang bisa mengambil hati wisatawan asal Tiongkok. Cap Go Meh Street Festival 2016 ini memang dibuat agak khusus. Ada kolaborasi Sunda Tionghoa di dalamnya. Ini akan terlihat dari pernak-pernik pawai budaya dan karnaval kostum.

Panitia pesta Rakyat Bogor Cap Go Meh (CGM) 2016 juga menyiapkan seragam khusus ketika puncak perayaan CGM Street Festival. Nantinya, mereka akan seragam menggunakan baju kampret. “CGM di Bogor memang harus berbeda dengan di tempat lain. Fokusnya lebih kepada penampilan budaya,” tutur Arief.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuturkan, panitia CGM di Bogor sepakat menggunakan baju kampret saat puncak acara. Alasannya sederhana, kampret merupakan pakaian khas masyarakat Sunda termasuk masyarakat Bogor. Dengan memakai baju kampret, kata dia, perayaan CGM akan menjadi bagian dari Bogor yang tak dapat dipisahkan.

“Selain pawai budaya dan festival kostum. Ada juga penampilan kesenian dari berbagai daerah serta kesenian modern,” kata Ahmad Heryawan. Parade Drumband dari PDBI Jawa Barat dan Drumband Mandarava NSI serta dari Pusdikzi juga dipastikan ikut memeriahkan acara.

Total pengisi acara mencapai 10 orang orang. Acara diprediksi bakal lebih meriah dengan hadirnya komunitas Tionghoa berkain dan perempuan berkebaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement