Rabu 17 Feb 2016 13:57 WIB

Menpar Bentuk Tim Percepatan 10 Destinasi Unggulan

Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) segera mewujudkan 10 destinasi wisata baru, seperti Bali.  Destinasi prioritas yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo itu akan menjadi daya pikat baru sektor pariwisata Indonesia.

"Saya sudah bentuk shadow management, untuk percepatan pengembangan 10 destinasi unggulan itu," ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/2).

Tugas tim percepatan 10 destinasi unggulan itu, papar Arief,  melakukan pendataan, pendalaman, dan merumuskan langkah besar apa saja untuk percepatan pembangunan kawasan tersebut. Mereka sudah mendapatkan materi "critical success factor" satu kunci yang jika itu tidak dituntaskan akan menjadi palang pintu pengganjal di titik-titik destinasi itu.

"Mereka yang akan mendalami, lalu dibawa ke tim, selanjutnya ditindak lanjuti dengan cepat," kata Arief. Tim percepatan 10 destinasi unggulan itu diketuai oleh Hiramsyah Sambudhy Thaib, alumni arsitek ITB tahun 1981 yang lahir di Jakarta 53 tahun yang lalu. "Saya siap menjalankan tugas ini," kata Hiramsyah.

Khusus Danau Toba Sumatera Utara dipercayakan pada Rino Wicaksono, Tanjung Kelayang Belitung Fandi Wijaya, Tanjung Lesung Banten Ida Irawati, Kep. Seribu dan Kota Tua Jakarta Budi Faisal, Borobudur Jawa Tengah Larasati, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur AS Harsawardhana, Mandalika Lombok Selatan NTB, Taufan Rahmadi, Labuan Bajo NTT Shana Fatina, Wakatobi Sultra Ari Prasetyo dan Morotai Maltara Ari Surhendro.

Menurut Arief, faktor budaya yang juga menjadi hal penting dan menentukan sukses tidaknya program percepatan ini, juga dicermati. Tokoh yang diberi tugas untuk mengurus sisi budaya adalah Taufik Rahzen. Pria kelahiran Sumbawa 1963 ini aktif di World Cultural Forum (WCF), Newseum Indonesia, dan Aliansi Indonesia Festival (ALIF).

Budayawan ini juga penulis soal Laksamana Cheng Ho yang detail dan sedang dikemas sebagai Jalur Cheng Ho ke Laut China Selatan sampai ke Nusantara. Dari Aceh, Batam, Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya, dan Bali.

"Pertimbangan budaya itu hal yang sangat penting, untuk membangun sebuah kawasan pariwisata. Karena itu sejak mendesain awal, kami melihat sisi budaya sebagai sebuah kekuatan," jelas Menpar.

Satu lagi, tokoh yang dimasukkan dalam tim percepatan ini, Riant Nugroho, ahli kebijakan publik. Dia yang akan mensinkronisasi segala peraturan perundangan, agar tidak bertabrakan satu dengan yang lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement