REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Promosi wisata dengan tema Imlek dan Cap Go Meh 2016 yang digeber Kementerian Pariwisata rupanya ampuh menjaring wisatawan. Daerah-daerah yang memiliki keterkaitan budaya Tionghoa diserbu puluhan ribu orang. Salah satunya, Pulau Kemaro di Sumatera Selatan.
"Kalau soal atraksi, saya tidak pernah meragukan potensi yang kita miliki," kata Menpar Arief Yahya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id Selasa (16/2).
Mantan Dirut PT Telkom ini selalu menggunakan rumus 3A untuk melihat sebuah objek wisata itu sudah layak dipromosikan atau belum. Ke-3A itu adalah Atraksi, Akses dan Amenitas. Atraksi itu sendiri terdiri dari keindahan alam, budaya dan kreasi manusia.
"Apa yang ada di Palembang, dari kuliner, historis, sampai menemukan suasana nyaman di tepian Musi, itu sudah atraksi tersendiri," jelas Menpar Arief.
Sedangkan akses, lanjut dia, adalah infrastruktur dan transportasi, terutama akses udara. Palembang mulai terbuka jalur penerbangan ke banyak kota, termasuk Singapore. A yang ketiga, Amenitas, terkait dengan fasilitas seperti hotel, restoran, termasuk kebersihan.
"Jaga, rawat dan kembangkan, itu akan menentukan atmosfer pariwisata di sana," pesannya.
Puncak perayaan Cap Go Meh sendiri akan digelar di Pulau Kemaro, Sumatera Selatan, pada 18-23 Februari 2016. Diperkirakan, akan ada 80 ribu umat Tridharma Palembang dan mancanegara akan memadati Pulau Kemaro, tempat perayaan.
Dari data Kementerian Pariwisata, hingga Selasa (16/2), diperkirakan sudah lebih dari 10 ribu warga keturunan Tionghoa mendatangi tempat peribadatan yang telah berdiri sejak tahun 1957 itu. Para pengunjung adalah masyarakat yang berasal dari dalam maupun luar Kota Palembang.
Selain itu, ada juga wisatawan asal Cina, Malaysia, Singapura dan Hongkong. "Biasanya pengunjung semakin ramai berdatangan hingga jelang perayaan Cap Go Meh. Jumlahnya bisa mencapai 80 ribu orang. Ini kan potensi besar," ungkap Menpar Arief.