REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski belum memenangi penghargaan Grammy 2016, Pianis muda Joey Alexander mendapat banyak apresiasi. Apalagi dalam usia 12 tahun, ia sudah tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pianis jazz termuda yang menjadi nominator di ajang musik paling bergengsi sejagat tersebut.
Komposer Purwacaraka berpendapat, bukan menang atau kalah yang perlu dilihat dari prestasi pianis muda Joey Alexander di Grammy Awards 2016. Menjadi nomine pun sudah luar biasa.
"Saya selalu bilang, menang atau kalah, itu cerita lain. Joey bisa tembus masuk Grammy, luar biasa," kata sang komposer seperti dikutip dari Antaranews, Selasa (16/2).
Penghargaan sekelas Grammy, menurut dia, tidak melihat batasan usia. Selama karya yang dihasilkan layak, maka ia akan dimasukkan menjadi nomine.
Untuk penghargaan Grammy, ia menilai, tidak sembarang karya bisa masuk, karena mereka yang menjadi nomine sangat terpilih. "Masuk Grammy saja sudah susah banget," ujarnya.
Perjalanan Joey di dunia musik, dikemukakan Purwacaraka, masih panjang mengingat usianya yang sangat belia. Ia menyatakan, "Nggak ada kata pensiun secara karya."
Keberhasilan Joey Alexander tampil di penghargaan sekelas Grammy, diharapkannya, membuka mata para pemangku kepentingan tentang potensi musik Indonesia. Perlu gedung pertunjukan, jangan mal saja yang banyak, kata Purwa, sambil tertawa.
Joey Alexander, yang kini tinggal di Amerika Serikat, hari ini menjadi sorotan masyarakat dunia berkat penampilannya di Grammy Awards 2016. Meski tidak meraih piala dari dua kategori, musisi berusia 12 tahun itu mendapat tepuk tangan sambil berdiri (standing ovation) dari penonton untuk penampilannya bersolo piano.