Senin 15 Feb 2016 10:48 WIB

Dari Desain Grafis ke Bisnis Kuliner, Kisah Sukses Pemilik Desa Restaurant di Amsterdam

Pemilik Desa Restaurant Ayun di depan resto miliknya di Amsterdam, Belanda, Ahad (14/2).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Pemilik Desa Restaurant Ayun di depan resto miliknya di Amsterdam, Belanda, Ahad (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Tiga puluh lima tahun lalu, tepatnya tahun 1981, Effendi Ali datang ke Amsterdam, Belanda untuk menimba ilmu desain grafis. Namun latar belakang keluarga dan minatnya di bidang kuliner akhirnya menuntun langkahnya menjadi salah seorang Indonesia yang sukses berbisnis restoran di Belanda.

Effendi Ali atau lebih terkenal dengan nama Ayun merupakan pemilik Desa Restaurant yang berlokasi di Ceintuurbaan 103, perbatasan pusat dan selatan Amsterdam. "Awalnya saya datang ke Amsterdam untuk sekolah desain grafis di Rietveld Academie sambil bekerja paruh waktu  di restoran," kata Ayun saat berbincang dengan wartawan Republika, Irwan Kelana, di Desa Restaurant, Amsterdam, Ahad (14/2).

Ternyata, kata Ayun, belakangan minatnya yang terbesar justru di bisnis restoran. Hal itu tidak mengherankan mengingat keluarga besarnya  di Indonesia kebanyakan juga berbisnis restoran. "Awalnya kerja paruh waktu di restoran akhirnya jadi keterusan. Apalagi latar belakang keluarga besar saya juga berusaha di bidang restoran. Akhirnya saya memutuskan untuk terjun langsung berbisnis kuliner di Belanda," papar Ayun.

Ayun mengungkapkan, ia pertama kali membuka restoran di Amsterdam tahun 1989. Namanya Puri Mas Restaurant. Ia berkongsi dengan seorang rekan bisnis. "Restoran tersebut menyediakan aneka masakan khas Indonesia, seperti rendang, rica-rica, gado-gado, gudeg dan sate. Niat kami adalah memopulerkan masakan Indonesia di Eropa," tuturnya.

Namun, kata Ayun, dua tahun kemudian terjadi perselisihan antara ia dan rekan bisnisnya tersebut. "Akhirnya saya keluar dari restoran tersebut dan membuka merek sendiri, yakni Desa Restaurant," ujarnya.

Desa Restaurant, yang menyajikan kuliner asli Indonesia menjadi salah satu restoran Indonesia yang sukses di Belanda, khususnya Amsterdam. "Pengunjung Desa Restaurant tidak hanya dari kalangan orang-orang asal Indonesia yang tinggal di Belanda. Banyak sekali warga Belanda yang juga menyukai makan siang dan makan malam di Desa Restaurant. Bagi banyak orang Belanda, restoran Indonesia merupakan dapur kedua mereka," papar Ayun.

Ayun menambahkan, Desa Restaurant juga merupakan tempat favorit bagi group-group turis asal Indonesia yang berkunjung ke Amsterdam. "Hampir semua group turis asal Indonesia yang datang ke Amsterdam memilih untuk makan siang atau makan malam di Desa Restaurant," ungkap Ayun.

Ayun menyebutkan, tahun 2015 Desa Restaurant diminta berpartisipasi pada Milan Expo 2015 yang berlangsung di Kota Milan, Italia. "Kami menampilkan tumpeng raksasa setinggi 2,28 meter dan berhasil meraih rekor dari MURI maupun Guinness Book of Record," kata Ayun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement