Senin 15 Feb 2016 09:40 WIB

Resto Indonesia Dapur Kedua Masyarakat Belanda

Pemilik Desa Restaurant Amsterdam Effendi Ali atau Ayun (kedua dari kiri) saat menerima rombongan turis asal Indonesia.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Pemilik Desa Restaurant Amsterdam Effendi Ali atau Ayun (kedua dari kiri) saat menerima rombongan turis asal Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,Sejumlah restoran Indonesia berjaya di negeri Belanda. Salah satunya adalah Desa Restaurant atau Desa Authentiek Indonesisch Restaurant  yang terletak di Ceintuurban 103, perbatasan pusat dan selatan Amsterdam. "Sesuai namanya, Resto Desa menyediakan kuniler khas dari berbagai daerah di Indonesia," kata pemilik Desa Restaurant Effendi Ali saat ditemui Republika di restorannya, Amsterdam, Ahad (14/2) malam.

Effendi menyebutkan, restorannya menyediakan aneka menu asli Indonesia. Misalya rendang (Padang), sate (Betawi),  gudeg (Yogyakarta), ayam rica-rica (Manado), dan  gado-gado (Betawi). "Selain menu yang tertera dalam daftar, kami juga siap memenuhi pesanan menu khusus khas Indonesia dari para pelanggan kami," kata Affendi yang juga akrab dipanggil Ayun.

Menurut Ayun, para pelanggannya tidak hanya orang-orang Indonesia. "Banyak sekali pelanggan kami yang merupakan orang Belanda asli, dan mereka menyatakan sangat senang menikmati masakan Indonesia yang ada di restoran kami," tutur Ayun.

Effendi mengemukakan, masyarakat Belanda menyukai kuliner Indonesia, khususnya yang disajikan di Desa Restaurant. "Karena hubungan sejarah ataupun faktor lainnya, banyak orang Belanda yang menjadikan restoran Indonesia sebagai dapur kedua mereka," ujar Ayun.

Ayun menambahkan, Desa Restaurant menjadi salah satu tempat makan favorit bagi para turis Indonesia yang datang ke Amsterdam."Hampir semua group turis dari Indonesia yang berkunjung ke Amsterdam memilih makan siang atau makan malam di Desa Restaurant," ungkap Ayung.

Hal terebut dibenarkan oleh konsultan perjalanan wisata, khususnya wisata Muslim di Eropa Barat, Priyadi Abadi. "Desa Restaurant merupakan restoran favorit bagi para group turis dari Indonesia untuk menikmati menu halal dengan cita rasa Indonesia asli. Apalagi di Eropa ini tidak semua restoran menyajikan makanan halal. Sedangkan bagi turis Muslim, makanan halal merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi," papar Priyadi Abadi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement