REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 yang akan melintas di 12 provinsi di Indonesia pada 9 Maret menjadi magnet untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman).
"Kami sudah promosikan jauh hari, sejak akhir tahun 2015 lalu. Karena hotel-hotel semua bintang di kota-kota yang akan dilintasi GMT itu sudah tidak nampung lagi," ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/2).
Ke-12 provinsi yang akan dilintasi GMT itu adalah Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Sumatra Barat.
Durasi paling lama, Kota Maba, Kab Halmahera Timur, Maltara, 3 menit 17 detik. Kota Luwuk, Kab Banggai, Sulawesi Tengah, 2 menit 50 detik. Kota Ternate Maltara, 2 menit 45 detik. Presiden Jokowi dijadwalkan melihat langsung acara itu di objek pariwisata yang sedang dikembangkan Kemenpar.
Arief mengungkapkan, target kunjungan wisman sebanyak 100 ribu orang dengan penerimaan devisa Rp 1,56 triliun. Wisatawan Nusantara 5,1 juta dengan asumsi perputaran uang Rp 3,8 triliun.
"Indonesia adalah satu-satunya negara yang bisa mengamati fenomena GMT 2016 dari daratan. GMT ini hadir 350 tahun sekali. Karena itu, dari sisi promosi pariwisata, tema ini sangat seksi. Itu terbukti, sejak akhir tahun 2015 lalu sudah kami promosikan di banyak negara, dan hasilnya sangat signifikan," papar Arief.
Menpar mencontohkan, di Palu, Sulawesi Tengah, semua hotel sudah di-reservasi dari yang berbintang sampai melati sejak Desember 2015. Semua hotel sudah penuh, sampai-sampai Kemenpar berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mengerahkan beberapa kapal besar sebagai “hotel berjalan” di perairan yang dilintasi GMT tersebut. "Terbanyak adalah Wisman dari Jepang," ungkap Arief.
Ia menuturkan, wisatawan asal Jepang begitu tertarik dengan GMT, karena di negara yang banyak mempercayai Shinto itu, Mahatari sebagai dewa. Pada 9 Maret 2016 itu, sebagian wilayah Indonesia akan menjadi gelap gulita karena GMT. "Ada tiga fenomena GMT yang bakal diburu wisatawan. Baily's Beads, efek cincin berlian dan kromosfer matahari. Dan fenomena tadi cuma bisa disaksikan di Indonesia," kata Arief.
Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata menambahkan, Kemenpar telah menginstruksikan kepada 12 daerah yang menjadi perlintasan GMT untuk menyiapkan paket-paket wisata yang menarik. Misinya, menggapai target 100 ribu kunjungan wisatawan asing serta 5 juta wisatawan lokal ke-12 provinsi yang akan dilewati GMT.
"Semua upaya untuk memikat wisatawan akan kita lakukan. Saya yakin target tercapai. Atraksi wisatanya keren-keren, alamnya indah dan akan ada empat kapal pesiar yang rata-rata membawa 1.500 penumpang," ungkap Esthy.