REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Sekitar 70 ribu wisatawan asal Cina merayakan liburan Imlek di Pulau Bali. Kementerian Pariwisata memang gencar mempromosikan pariwisata Indonesia di Cina, melalui CCTV, CNS, Xinhua dan berbagai channel media lainnya di negeri Tirai Bambu itu.
Tak hanya itu, hubungan baik kedua negara juga menjadi salah satu kunci banjirnya kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia. Menpar Arief Yahya sudah tiga kali bertemu dengan Chairman CNTA-China National Tourism Administration atau Menpar RRC, Mr Li Jinzao. “Hubungan baik dan kerja sama kami dengan Mr Li Jinzao akan terus dikembangkan secara konkret,” ujar Menpar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/2).
Menurut Arief, salah satu kekagetan Bali begitu dikunjungi sekitar 70 ribu wisman asal Tiongkok adalah soal guide. Pramuwisata yang harus mahir berbahasa Mandarin, mengerti adat istiadat dan budaya Bali. Karena itu, kata dia, harus orang Bali atau orang yang lama tinggal di Pulau 1.000 Pura itu. “Kami sudah dijanjikan oleh Mr Li Jianzao untuk dibantu melatih para guide Indonesia berbahasa Mandarin,” ungkap Menpar.
Arief juga mengaku pernah menyampaikan soal rencana besar untuk memperkuat destinasi dengan sebutan “Jalur Cheng Ho.” Mengembangkan titik-titik bersejarah yang pernah didarati oleh Laksamana Cheng Ho di Indonesia, yang sampai saat ini masih ada artefaknya. “Saya yakin, begitu mengenal Indonesia, akan lebih banyak Wisman Tiongkok yang akan datang,” tutur Menpar.
Wisatawan asal Tiongkok begitu terpesona akan keindahan alam dan budaya Pulau Dewata. Konsulat Jenderal Tiongkok di Bali, Hu Yinquan mengatakan, “Kami akan fam-trip kan ke destinasi wisata lain, agar orang Tiongkok juga mengerti, bahwa Indonesia itu luas, dan alamnya luar biasa cantik.”
Menurut Hu, Great Bali adalah “hub” bagi destinasi wisata lain di Indonesia. Setelah mendarat ke Bali, menikmati hangatnya Bali, para wisatawan asal Cina bisa melanjutkan eksplorasi ke Lombok, Sumbawa, sampai Labuan Bajo Flores, tempatnya Pulau Komodo. Ke utara bisa ke Kepulauan Derawan, Wakatobi (Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko), sampai Bunaken Manado dan Lembeh Bitung.
Ke arah barat, overland bisa menyeberang ke Banyuwangi, menyusuri jalur darat ke Bromo, Malang, Surabaya. Bisa juga via udara ke Borobudur, Prambanan, Ratu Boko. Bisa juga ke Jakarta, Bandung, dan sekitarnya. Atau Batam, Bintan, Kepulauan Riau yang juga memiliki jejak peninggalan Laksamana Cheng Ho yang pernah berlayar menyusuri Aceh, Batam, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya sampai Bali.
“Saya yakin, jika melihat banyak destinasi wisata di Indonesia, banyak orang Tiongkok yang senang,” kata Hu yang didampingi I Gde Pitana, Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar dan Vincensus Jamedu, Asdep Asia Pacific di Bali. Menpar Arief Yahya berterima kasih pada Konjen Cina di Bali yang berinisiatif untuk mem-familiarization trip itu.
Kadispar Bali, AA Gede Yuniartha Putra mengatakan, detak wisatawan dari Tiongkok begitu terasa pada Imlek 2016. Di banyak tempat wisata, kata dia, terlihat mereka asyik dengan atmosfer Bali yang sangat khas. “Suasana perayaan Imlek juga meriah. Mereka sangat menikmati, dan itu modal yang baik bagi mereka untuk saling bercerita dari mulut ke mulut,” ujar Agung.