Rabu 03 Feb 2016 17:37 WIB

Tarik Investasi Wisata Halal, Indonesia Harus Tingkatkan Promosi

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Winda Destiana Putri
Kota Tua, menjadi salah satu lokasi favorit wisman, dan dapat mendukung promosi wisata halal di Jakarta.
Foto: Antara
Kota Tua, menjadi salah satu lokasi favorit wisman, dan dapat mendukung promosi wisata halal di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Untuk meningkatkan investasi pariwisata halal, Indonesia dinilai harus meningkatkan promosi. Sebab, segmen wisata ini bukannya tanpa peminat.

Pernah menyelenggarakan konferensi investasi pariwisata di lima negara Asia, General Manager Spehere Confrence Singapore, Patricia Cheong, melihat Indonesia punya potensi bagus untuk pariwisata halal jika diiringi kemampuan promosi yang baik. Ia yakin ada banyak investor yang tertarik dengan produk pariwisata khusus semacam itu.

Berbasis di Singapura, menurutnya, wisata halal di Singapura tidak sebesar di Indonesia mengingat komunitas Muslim di sana adalah ke dua terbesar setelah komunitas Tionghoa. Tapi Pemerintah Singapura mendukung penuh dan memetakan potensi yang dimiliki. Didorong usaha lebih, Malaysia dan Indonesia bisa lebih bagus lagi untuk meningkatkan pariwisata halalnya.

Dalam gelaran Hospitality Invesment Conference Indonesia (HICI) 2016 pada 28-29 April mendatang, Patricia mengatakan partisipan yang akan datang berasal dari Singapura, Malaysia dan Cina. Pelaku industri wisata dari Timur Tengah juga diharapkan bisa hari di perhelatan HICI ke dua ini di Jakarta.

Kepala Bidang Investasi Pariwisata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Hengky Manurung, mengatakan, dalam waktu dekat perwakilan Pemerintah Indonesia akan menemui perwakilan eMart Dubai dan Damac Properties untuk menjajaki kemungkinan investasi infrastruktur pariwisata.

Soal investasi Timur Tengah untuk wisata halal Indonesia, Hengky menyatakan investor Timur Tengah berhati-hati, tapi tahun ini nampaknya akan ada investor dari sana yang berminat.

Hengky menuturkan, fasilitas pariwisata halal lebih pada pengoperasian. Yang positif bagi Indonesia, halal jadi tren karena memenuhi unsur kesehatan, tidak bicara soal agama tertentu, dan urusannya lebih pada gaya hidup.

"Ini pilihan bagi pemilik dan pengelola fasilitas pariwisata," kata Hengky dalam konferensi pers rencana kegiatan Hospitality Investment Conference Indonesia (HICI) 2016, Rabu (3/2).

Lombok sudah jadi destinasi halal dan akan menyusul beberapa daerah lain seperti Sabang di Aceh yang sedang dalam pengembangan. Walaupun investor belum ada yang mengarahkan modalnya ke sana.

Untuk infrastruktur wisata halal seperti hotel, diakuinya saat ini hotel halal di Indonesia memang belum ada yang di atas bintang tiga.

Di akhir 2015, realisasi investasi pariwisata mencapai sekitar Rp 100 triliun atau 4,1 persen dari total investasi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement