Ahad 31 Jan 2016 18:13 WIB

Kabupaten Semarang Bakal Identik dengan Durian

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah
Pedagang dan pembeli bertransaksi di Pasar Durian Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Antara
Pedagang dan pembeli bertransaksi di Pasar Durian Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, Kabupaten Semarang punya mimpi. Daerah yang sebagian wilayah kecamatannya merupakan penghasil buah durian (Durio Zibethinus) ini berobsesi mengembangkan agro wisata buah durian. Salah satu durian yang bakal dijadikan unggulan adalah durian Brongkol. Brongkol sendiri merupakan nama salah satu desa penghasil buah durian yang berada di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Ada sejumlah jenis durian lokal dengan kualitas bagus dari Desa Brongkol ini. Namun yang cukup kondang adalah durian Vera. “Jenis ini pernah menjadi juara, pada festival durian tingkat nasional,” kata Penjabat (Pj) Bupati Semarang, Sujarwanto Dwiatmoko.

Ia menuturkan, Kabupaten Semarang selama ini tidak kalah dengan Kabupaten Purworejo dan Karanganyar, dua daerah yang sudah sudah dikenal karena hasil buah duriannya. Sejumlah kecamatan di Kabupaten Semarang, seperti Kecamatan Banyubiru, Tuntang, Jambu dan Kecamatan Ungaran Barat merupakan kawasan yang kerap menjadi tujuan masyarakat saat musim durian tiba.

Baginya, ini menjadi modal besar untuk mengembangkan agro wisata buah durian di Kabupaten Semarang. “Sekaligus bisa dijadikan sebagai destinasi alternatif, setelah Candi Gedongsongo,” kata Sujarwanto.

Saat melihat langsung ke Desa Brongkol --bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Semarang, Gunawan Wibisono-- Sujarwanto mengaku antusias. Karena di Desa Brongkol terdapat sejumlah titik rintisan wisata agro durian ini.

Rintisan yang dimaksud berupa, kebun durian yang memang siap memanjakan para penikmat buah durian. Kebun ini menyediakan tempat khusus untuk memilih sendiri dan menyantap durian sekaligus dengan nyaman. Ada tempat yang berbentuk mirip saung, hingga bangunan permanen. “Sehingga, menikmati durian tidak lagi di pinggir- pinggir jalan raya seperti yang selama ini jamak di lihat,” tegasnya.

Sekda Kabupaten Semarang, Gunawan Wibisono pun mengamini. Menurut dia, Brongkol bisa menjadi asset wisata agro yang potensial. Selain alamnya yang asri, desa ini juga masih banyak pohon durian lokal.

Hampir tiap dusun masih banyak terdapat kebun durian. “Saya kira ini potensi yang luar biasa. Apalagi lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Rawapening dan Candi Gedongsongo sangat mudah dijangkau,” katanya. 

Perihal durian lokal yang memiliki kualitas baik, diakui Amir Mahmud (67), salah satu pemilik kebun durian di Dusun Tabak Gunung RT 04/ RW 04. Menurut dia, setiap musim panen tiba, tempatnya tak pernah sepi dari pengunjung.

Tak hanya masyarakat lokal Kabupaten Semarang yang datang. Tetapi ada pula dari berbagai daerah seperti Kudus, Yogyakarta, Bandung bahkan hingga Jakarta. “Biasanya ini berlangsung pada bulan Januari hingga Februari,” jelasnya.

Sang pemilik ini mengakui, durian Vera pernah menjadi juara dalam Festival Durian Nasional di Pasar Agro Soropadan, Kabupaten Temanggung, pada 1996 silam. Ketika pengunjung datang ke desa ini, yang dicari durian jenis itu. Secara fisik, durian vera biasa saja. Tetapi rasanya manis, legit, bercampur pahit dengan kadar alkohol yang cukup tinggi.

Ia pun masih ingat, saat festival di Soropadan, tak sedikit orang dan peserta yang memandang sebelah mata durian ini. Karena secara fisiknya buah durian vera ini memang tidak terlalu besar.

Namun para juri menilai kualitas buah durian ini sangat bagus dan mengungguli para peserta lainnya hingga akhirnya menjadi juara nasional. “Jangan dilihat dari ukuran besarnya, tetapi rasa dan kadar alkoholnya tidak ada yang bisa mengalahkan,” tegasnya.

Di luar durian vera, di kebunnya juga masih banyak jenis durian lokal yang berkualitas. Di antaranya jenis durian susu, manalagi, durian jambon yang memiliki kekhasan buah yang berwarna jingga.

Harga rata-rata satu buah durian ini berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu per buah. “Khusus untuk durian vera harganya relatif lebih mahal, mencapai kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per buah,” jelas Amir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement