REPUBLIKA.CO.ID MAGELANG -- Guna mempercepat pembangunan daerah pariwisata nasional Candi Borobudur yang juga termasuk ke dalam 10 Destinasi Prioritas, Presiden Jokowi akhirnya membentuk Badan Otorita Pariwisata Borobudur.
"Borobudur adalah mahakarya budaya dunia dan sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia," ucap Presiden Jokowi belum lama ini.
Oleh Menteri Pariwisata (menpar) Arief Yahya, kata-kata presiden itu dijadikan tagline pada promosi branding Borobudur "Mahakarya Budaya Dunia" atau World Cultural Masterpiece.
Presiden juga menyampaikan, bahwa Candi Borobudur harus terus dilestarikan, dan dijadikan destinasi bermanfaat bagi masyarakat.
"Data yang saya terima pada 2014 jumlah wisatawan yang datang sebesar 250 ribu orang, dan wisatawan nusantara kurang lebih 2,2 juta orang," ucap Pria yang lahir di Solo, 54 tahun silam itu.
Menurut Presiden, potensi pasar wisatawan mancanegara yang dapat mengunjungi Borobudur sangat besar, terutama dari Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, USA, Inggris, Hongkong, Belanda, Jerman, dan Brunei, serta Cina.
"Saya minta pengembangan Borobudur ini disiapkan dengan baik, terintegrasi antar kementerian dengan provinsi. Dan baik itu berkaitan dengan aksesibilitas, terintegrasi dengan kawasan wisata yang lain, seperti Prambanan, yang juga warisan budaya," kata ungkap Mantan Walikota Solo itu yang langsung diterjemahkan menjadi Badan Otoritas Pariwisata Borobudur itu.
Lulusan UGM ini menginstruksikan agar dipersiapakan fasilitas dan pelayanan dengan standar internasional, termasuk merapikan toilet dengan standar bintang 4.
"Meskipun itu untuk umum tapi harus tetap bintang 4. Dijaga, dirawat, dikelola harian harus dikontrol. Standar-standar itu yg kita ingunkan," tegas Presiden Jokowi.
Soal atraksi seni budaya, Jokowi mengingatkan agar dipersiapkan serius, jangan ala kadarnya. Koreografinya harus standar dunia, koreografernya berkualitas dan gunakan kurator.
"Sehingga yang diliat di sini tidak hanya bangunan Borobudur saja, tapi juga atraksi seni budaya juga bisa dimunculkan," ucap Bapak tiga anak itu.
Mantan Gubernur DKI itu menyampaikan, atraksi tarian budaya hanya digelar satu kali dalam setahun. Sebaiknya, ucap Presiden, frequensi atraksi dipersering, digelar setiap minggu.
"Saya kira kalau diurut kabupaten se-Jateng dan DIY sudah lebih dari cukup. Kalau mau melebar se-Indonesia. Lebih banyak lagi produk-produk atraksi yang bisa kita munculkan," tutup dia yang mengenakan batik berwarna cokelat gelap itu.