Rabu 27 Jan 2016 12:51 WIB

Sido Muncul Gagas Ekowisata Buah di Semarang

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Pedagang dan pembeli bertransaksi di Pasar Durian Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Antara
Pedagang dan pembeli bertransaksi di Pasar Durian Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dalam waktu lima tahun ke depan, Kabupaten Semarang bakal memiliki aset wisata buah-buahan. Kementerian Pertanian bersama dengan PT Sido Muncul Tbk mencanangkan Desa Wisata Buah di Desa Bergas Kidul dan Desa Diwak, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

 

Untuk tahap pertama, dibudidayakan berbagai jenis durian lokal berkualitas, jenis Bawor, Matahari serta durian Pelangi di Desa Diwak. Sedangkan di Desa Bergas Kidul dibudidayakan buah alpukat varietas Wina.

 

“Harapan kami, kedua desa ini bisa menjadi ‘Taman Sari’-nya Kabupaten Semarang, di masa mendatang,” ujar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sambutan yang dibacakan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah, Ir Djoko Sutrisno, di Desa Diwak, Rabu (27/1).

 

Pemprov Jawa Tengah, jelasnya, menyambut baik langkah pemberdayaan warga Desa Diwak dan Bergas Kidul, yang dalam kesehariannya berdampingan langsung dengan pabrik industri jamu dan farmasi terbesar ini.

 

Terlebih komoditas buah yang dipilih akan dijadikan ikon kedua desa ini merupakan durian lokal dengan kualitas bagus, seperti durian jenis Bawor, Matahari serta Pelangi. Pun demikian dengan buah alpukat jenis Wina.

 

Semua komoditas ini memiliki potensi untuk dikembangkan tidak sekedar memenuhi pasar lokal maupun antar daerah. Melainkan juga sangat layak untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor.

 

Yang tak kalah penting, pemberdayaan ini menjadi salah satu upaya untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat maupun Kabupaten Semarang, dalam cakupan yang lebih luas.

 

Apalagi, konsep pemberdayaan desa wisata buah ini terintegrasi dengan pariwisata. Oleh karena itu, peluang ini harus bisa ditangkap oleh masing- masing stakeholder desa dengan kemampuan untuk mengelola desa wisata.

(baca: Yuk, Berekowisata Mangrove di Pasar Baros Bantul)

 

Terpisah, Direktur Operasional PT Sido Muncul Tbk, David Hidayat mengatakan, bibit durian dan buah alpukat ini ditanam di lahan milik masyarakat, yang telah didata oleh pemerintah desa dan pihaknya berdasarkan hasil musyawarah.

 

Program pemberdayaan ini juga menggandeng tim konsultan @Glow, yang sebelumnya juga membidani lahirnya Taman Buah Mekar Sari Bogor. Pemberdayaan yang melibatkan para petani ini juga tidak mengabaikan studi kelayakan dan persyaratan yang harus dipenuhi.

 

Hasilnya, untuk tahap awal ini di Dusun Krajan, Desa Bergas Kidul ada 5 hektare lahan demonstrasi (demplot) dan 8 hektare lahan pengembangan dengan julah tanaman mencapai 2 ribu batang serta jumlah petani 60 orang.

 

Sedangkan di Dusun Kalisori, Desa Diwak memiliki lahan demplot seluas 2 hektare, lahan pengembangan 2 hektare serta jumlah tanaman 300 batang. “Di dusun ini melibatkan sedikitnya 33 orang petani setempat,” jelasnya.

 

Dirut PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat menambahkan, pihaknya sangat menaruh perhatian pada pengembangan ekonomi berbasis pariwisata. Konsep desa wisata buah ini memadukan budaya, kearifan lokal dan buatan.

 

Sisi buatan yang dimaksud berupa pengembangan wisata agro. Melihat peluang peningkatan perekonomian masyarakat ini pihaknya mengalokasikan salah satu program CSR untuk mewujudkan desa wisata buah ini.

 

“Jadi ini murni untuk mendorong peningkatan kesejahteraan warga setempat dan mendukung daerah dalam menciptakan daya saing (kepariwisataan) guna menghadapi tantangan ekonomi ang semakin besar,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement