Jumat 22 Jan 2016 22:53 WIB

Raih Tiga ASEANTA Award, Menpar: Pariwisata Indonesia Kian Percaya Diri

'Wonderful Indonesia' raih penghargaan di ajang ASEANTA Award 2016
Foto: dok: Kementerian Pariwisata
'Wonderful Indonesia' raih penghargaan di ajang ASEANTA Award 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berhasil menyabet tiga anugerah dari ajang ASEAN Tourism Association (ASEANTA) Award di Manila, Filipina, Jumat (22/1) malam. Ketiga kategori yang berhasil diboyong Wonderful Indonesia itu  antara lain: Best ASEAN Tourism Photo, Agung Parameswara dengan karya fotografi berjudul "Morning In Bromo."

Foto bidikan anak Bali ini mengambil angel pemandangan Bromo, salah satu dari 10 destinasi prioritas nasional. Foto dengan bingkai pariwisata yang amat mengesankan.

Kategori lainnya adalah, Best ASEAN Cultural Preservation Effort, yang dimenangkan Saung Angklung Mang Udjo, Bandung. Tokoh yang amat concern dengan musik tradisional Sunda, Jawa Barat. Hadiah itu diterima Taufik Hidayat, Manajer Saung Mang Ujo.

Sedang, kategori ketiga yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya adalah Best ASEAN Travel Article, dengan tema "The Perfect Wave" di Colour Magazine, Garuda Indonesia. Sentot Mujiono, Vice President Asia Region yang menerima award itu. Dalam ajang ASEANTA Award itu, Malaysia meraih dua kategori penghargaan dan Singapura meraih satu penghargaan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, "Kemenangan itu direncanakan!"  Menurut dia, penghargaan di level regional dan global itu harus direbut Indonesia. "Istilahnya kalibrasi, yakni kalau kita mengikuti kriteria yang berstandar internasional, yang sudah teruji dan terbukti di destinasi kelas dunia, itu sudah pasti baik. Otomatis, objek wisata kita juga available dengan wisman yang sudah berpengalaman internasional juga," ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, JUmat (22/1).

Menpar menegaskan, award membuat Indonesia semakin percaya diri, bahwa kualitas layanan dan atraksi yang dimiliki tidak kalah dari negara lain. Melihat potensi pariwisata Indonesia, kata dia, memang tidak boleh merasa rendah diri apalagi merasa rendah.

"Award juga mendongkrak kredibilitas kita di dunia internasional. Apalagi award itu diperoleh dengan cara-cara yang fair, betul-betul karena kualitas, dan dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel," tutur mantan Dirut PT Telkom itu.

"Indonesia harus menjadi leader, pemimpin di regional ASEAN dan menuju ke global," tegasnya.  Menurut dia, penghargaan dari ASEANTA dan UN-WTO itu adalah bukti bahwa jika serius, tidak ada yang tidak bisa. Mengejar award, dengan segala kriteria itu, kata dia, secara otomatis akan mendekatkan diri pada standar dunia.

"Ada 14 pilar yang kita pakai sebagai acuan, yang juga dijadikan alat ukur competitiveness index oleh World Economic Forum (WEF). Jadi, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Membangun destinasi dengan standar dunia, membuat objek wisata semakin bagus, bisa dikompetisikan di tingkat dunia dan berpotensi menang!" kata dia.

Karena itu Menpar Arief Yahya memproyeksikan untuk menyapu bersih ASEANTA Award tahun depan. Sekaligus menemukan destinasi baru yang akan diformat menjadi calon-calon jawara. "Sekaligus ajang kompetisi yang fair. Kita punya banyak potensi kok?" sebutnya. Menpar menyebut 10 destinasi unggulan yang akan menjadi 10 "Bali baru". Dari Toba, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Pulau Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Jawa Timur, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement