REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Replika Kapal Majapahit yang diberi nama "Spirit of Majapahit" akan ikut menyaksikan fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT). Kegiatan ini dipusatkan di Bangka Belitung, 9 Maret mendatang.
"Spirit of Majapahit akan ikut dalam kegiatan GMT di Belitung. Kami diundang Kementerian Pariwisata untuk meramaikan GMT," kata Ketua Komunitas Pecinta Majapahit Sumarwoto di Jakarta, Selasa (18/1).
Sumarwoto menjelaskan, replika Kapal Majapahit itu telah dibangun sejak 2010 dengan kerja sama para ahli dari Indonesia, Perancis dan Jerman. Replika kapal tersebut rencananya akan berlayar ke Jepang dengan terlebih dahulu merapat ke Belitung untuk menyaksikan fenomena alam langka tersebut.
Takajo Yoshiaki, Sekretaris Jenderal Komunitas Pecinta Majapahit, menuturkan kapal dengan panjang 20 meter, lebar 4,3 meter dan tinggi 6 meter itu dibuat di Pantai Slopeng oleh 15 perajin Sumenep.
Pada 2010 dan 2011, kapal tersebut gagal berlayar ke Jepang lantaran taifun dan tsunami, sehingga harus kembali ke Indonesia.
"Kapalnya sekarang di Gilimanuk, Bali, dan akan dibawa ke Pati untuk dihiasi ukiran Jepara khas Majapahit. Baru setelah itu dibawa ke Belitung dan lanjut ke Jepang," ujar Takajo.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultur Kementerian Pariwisata Hari Untoro Drajat mengatakan pihaknya mendukung keterlibatan replika kapal Majapahit untuk ikut memeriahkan GMT 2016. Bermuatan 16 orang dengan empat awak, kapal tersebut membawa misi promosi pariwisata dan misi kemaritiman. "Kapal itu akan bawa dua layar untuk 'branding' Wonderful Indonesia dan misi kemaritiman," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan kapal Majapahit erat kaitannya dengan sejarah maritim Indonesia.
"Ini tentu akan jadi bagian promosi pariwisata dan tol laut. Karena bisa dibayangkan kapal Majapahit itu bukti bahwa pelayar-pelayar kita kelas dunia pada waktu itu. Kapal Majapahit bahkan ukurannya lebih besar dari kapal yang digunakan Colombus yang menemukan benua Amerika," katanya.
Tak hanya itu, Safri memastikan peristiwa langka GMT akan sangat indah jika dilatarbelakangi oleh kapal Majapahit yang punya sejarah menyatukan bangsa Indonesia dan Jepang itu. Puncak gerhananya cuma dua menit. Maka, kami ingin kapal Majapahit menjadi 'background' (latar belakang) peristiwa ini," ujar Safri.