REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan jumlah turis, setidaknya dalam jangka pendek, menyusul ledakan yang terjadi di Sarinah Thamrin, Kamis (14/1).
Teror tersebut dinilai bisa merusak rencana Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kedatangan turis hingga dua kali lipat mencapai 20 juta orang pada 2019. Sebelumnya pemerintah telah menghilangkan keharusan Visa bagi turis dari 84 negara yang ingin masuk Indonesia dalam jangka pendek. Indonesia juga sedang mengupayakan bebas Visa bagi lebih banyak negara lagi untuk meningkatkan kunjungan turis.
Beberapa agen perjalanan mengaku sudah menerima panggilan telepon dari turis yang khawatir. Tapi mereka memprediksi efeknya hanya akan sementara.
"Saya rasa insiden ini akan berdampak pada turisme di Indonesia, terutama Jakarta," ujar Terence Cheong, direktur dari Orient Travel and Tours, agen perjalanan berbasis di Kuala Lumpur.
Di Belanda beberapa agen perjalanan turut menerima kekhawatiran yang sama. "Ini masih dini, tapi saya rasa tidak akan terlalu buruk," ujar Willem Linders, yang mengoperasikan 200 kelompok tur ke Indonesia lewat agen perjalanannya Indonesia Tours.
Angka turis Belanda ke Indonesia naik 50 persen selama satu dekade terakhir, dengan titik terendah saat bom Bali, mencapai lebih dari 169 ribu orang seperti angka tahun 2014, dikutip dari Reuters, Jumat (15/1).