REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citilink mendapatkan sertifikat ISO Delay Management pada Selasa (5/1) di Hotel Redtop, Jalan Pencenongan, Jakarta Pusat oleh British Standard Institute (BSI).
Sertifikat ini sebagai bukti bahwa Citilink sebagai pesawat yang memiliki standar Internasional yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan.
"Ini merupakan bukti kesungguhan dan ketaatan Citilink pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan dalam memberikan layanan kepada pelanggan," ujar Presiden Direktur Citilink Albert Burhan, di Hotel Redtop, Jalan Pencenongan Jakarta Pusat, Selasa (5/1).
Selain itu, dengan mendapatkan ISO Delay Management tersebut menurut Albert sebagai acuan Citilink kedepannya untuk tetap konsisten dalam memberikan layanan terbaiknya bagi pengguna Citilink. Sehingga, kepercayaan masyarakat pada maskapai berbiaya murah (LCC) ini dapat bertambah dengan adanya sertifikat ISO tersebut.
Albert juga menambahkan jika Citilink merupakan maskapai LCC pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO. Kemudian juga menjadi satu-satunya airline di Indonesia selain garuda yang telah tersertifikati ISO.
"Delay ini menjadi atribut utama maskapai dalam memenuhi kepuasan pelanggan yang akhirnya berpengaruh pada kredibilitas dan kepercayaan pelanggan," ujar Albert.
Adapun mengenai tahapan untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2015 Delay Management, Albert memaparkan jika proses sudah dilakukan sejak 25 September hingga 23 Desember 2015. Hal-hal yang dilakukan pihaknya antara lain, rapat konsultasi, pemeriksaan lapangan, hingga penetapan prosedur standar operasional.
Untuk prosedurnya sendiri kata dia ada 17 prosedur, kemudian 14 uraian jabatan, 11 dokumen, dan 27 formulir. Sementara untuk audit lapangan yang dilakukan BSI seperti 25 station domestik, tiap-tiap customer service, operation control, dan call center.