Selasa 05 Jan 2016 15:02 WIB

Tak Bisa Ikuti Pelajaran, Mungkin Anak Anda Derita SLD

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
 SLD merupakan kelainan neurodevelopment yang disebabkan oleh adanya gangguan neurobiologi dalam susunan saraf pusat anak, membuatnya terganggu saat mengikuti pelajaran sekolah..
Foto: Republika/Yasin Habibi
SLD merupakan kelainan neurodevelopment yang disebabkan oleh adanya gangguan neurobiologi dalam susunan saraf pusat anak, membuatnya terganggu saat mengikuti pelajaran sekolah..

REPUBLIKA.CO.ID, Terkadang orang tua mengeluh akan prestasi anaknya di sekolah yang tak kunjung membaik meski beberapa upaya akademis telah dilakukan. Tidak majunya kemampuan belajar anak di bidang akademis padahal bisa disebabkan oleh gangguan bernama Specific Learning Disability (SLD).

Ahli Neurologi Anak RS Hasan Sadikin, Siti Aminah, mengatakan SLD merupakan kelainan neurodevelopment yang disebabkan oleh adanya gangguan neurobiologi dalam susunan saraf pusat anak. Kelainan ini, terang Aminah, menyebabkan terjadinya kelainan struktur dan fungsi bagian otak yang terlibat.

"Kelainan ini harus dikenali sedari dini agar dapat ditangani dengan benar," ujar Aminah dalam sebuah workshop yang diselenggarakan Volunteer Educators Network (VEN) di Gedung Dewi Sartika Universitas Negeri Jakarta, beberapa waktu lalu.

Aminah mengatakan anak yang menderita SLD tidak dapat mencapai kemampuan seperti anak seusianya. Ketidakmampuan tersebut, lanjut Aminah, di antaranya dapat terjadi dalam penyampaian oral, pengertian terhadap hal yang didengarkan, bentuk pengekspresian dalam bentuk tulisan, hingga dalam pemecahan masalah matematika.

Akan tetapi, tidak semua anak yang mengalami keterbelakangan dalam hal akademik berarti menderita SLD. Seorang anak dapat dikatakan menderita SLD ketika ia tidak memiliki gangguan pengelihatan, pendengaran dan motorik, serta tidak memiliki gangguan kognisi dan emosional akan tetapi memiliki gangguan dalam menyerap informasi. Selain itu, anak baru dapat dikategorikan sebagai penderita SLD jika kesulitan belajar yang ia alami bukan karena dipengaruhi oleh faktor budaya, ekonomi serta lingkungan.

Aminah mengatakan SLD yang diderita anak sifatnya "menetap" dan tidak dapat dihilangkan. Akan tetapi, Aminah mengatakan potensi anak dapat dioptimalkan dengan berbagai penanganan yang tepat. Oleh karena itu, Aminah menekankan pentingnya peran orang tua dan guru untuk dapat melakukan pendeteksian dini.

"Upaya optimalisasi (terhadap anak SLD) yang tepat tentunya perlu melibatkan peran dokter ahli, psikolog, terapis dan juga guru," jelas Aminah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement