Senin 04 Jan 2016 09:53 WIB

Jepang Kembangkan Restoran Ramah Muslim

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Sushi, makanan Jepang yang kini mulai disajikan di restoran berlabel halal
Foto: sushi-ken,com
Sushi, makanan Jepang yang kini mulai disajikan di restoran berlabel halal

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jika masuk ke dalam sebuah restoran sushi di Tokyo, tak jarang terlihat sekelompok pelanggan berjalan pelan. Mereka pertama kali melihat sekilas menu untuk memeriksa apakah ada sesuatu yang bertentangan dengan aturan halal.

Restoran Sushi ini hanya salah satu dari banyak restoran  di Jepang yang mulai menerapkan makanan halal untuk memperluas pasar bisnis mereka. Apalagi pengunjung dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia semakin banyak mengunjungi Jepang.

Namun, ada juga kesulitan yang mereka hadapi dalam melayani pelanggan tersebut. Manajer Restoran Sushi Ken, Masao Ito mengaku mengalami kesulitan saat memproses makanan. "Di Jepang, tempat yang menggunakan bumbu halal sangat terbatas," ujar dia dilansir dari Channel NewsAsia, Senin (4/1).

Tapi mereka telah menemukan alternatif. Di Sushi Ken, bumbu yang digunakan adalah buatan rumah. Lobak gulung rasanya diakuinya sedikit berbeda namun rasanya masih lezat. Pada Yakiniku atau daging panggang lainnya di restoran, pemilik melakukan hal lebih untuk mendapatkan sertifikasi halal.

"Mereka harus mengubah semua bahan-bahan mereka, materi makanan," kata ketua Japan Halal Foundation Mohamed Nazer.

Restoran bahkan telah menyiapkan dapur baru untuk dapat melayani daging halal. "Jika sesuatu tidak sesuai rencana, kami ingin menjadi grosir daging halal untuk memperluas bisnis," kata manajer Pangu, Hiroaki Sato.

Restoran ini pun akhirnya mendapatkan cap persetujuan sebagai tanda menyediakan makanan halal. Ini menjadi anugerah bagi umat Islam untuk makan di restoran yang ada di dekat masjid tersebut.

Taito sekarang memiliki 17 restoran dengan sertifikasi halal. Ini sebuah langkah besar krena dulunya hanya ada restoran India yang menyajikan makanan halal. Perubahan ini sebagian karena adanya subsidi hingga 820 dolar AS yang ditawarkan oleh pemerintah kota setempat. Subsidi tersebut adalah bagian dari skema yang dimulai pada Oktober lalu.

Menurut Direktur pariwisata Takuji Kwai, pengunjung yang bepergian ke negara lain ingin menikmati makanan dari negara dan daerah itu. "Jika tidak bisa dilakukan di Taito, itu menyedihkan," katanya.

Untuk itu, Taito menawarkan banyak makanan lezat dan memutuskan untuk menciptakan sebuah linkungan di mana umat Islam dapat menikmatinya tanpa kekhawatiran.

Kini, semakin banyak pemerintah daerah yang juga berusaha mendorong lebih banyak bisnis mereka untuk memenuhi kebutuhan pengunjung Muslim. Pameran halal di Jepang adalah salah satu yang berhasil dengan adanya kenaikan jumlah peserta. Tahun  lalu, pameren diikuti sebanyak 80 peserta. Dan tahun ini meningkat menjadi 120 peserta. "Jepang bukan negara Islam sehingga pasar sangat kecil," kata ketua Komite Expo halal Executive Jepang, Yoshichika Terasawa.

Namun, kata dia secara bertahap pasar Jepang akan berkembang meski tergantung pada pengunjung Muslim di negaranya. "Saya berharap pemasok makanan dan eksportir pergi ke kota untuk mencari pasar baru mereka, yakni pasar Muslim," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement