Kamis 31 Dec 2015 11:39 WIB

Erupsi dan Kabut Asap di 2015 Hilangkan Peluang 1 Juta Wisman

Petugas bandara memberi penjelasan kepada sejumlah warga negara asing saat mereka menunggu jadwal penerbangannya di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Rabu (4/11). (Antara/Nyoman Budhiana)
Petugas bandara memberi penjelasan kepada sejumlah warga negara asing saat mereka menunggu jadwal penerbangannya di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Rabu (4/11). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bencana erupsi dan kabut asap yang menyelimuti tanah air di tahun 2015 memiliki dampak langsung terhadap dunia pariwisata. Selain pembatalan kunjungan, potensi kehadiran 1 juta wisatawan mancanegara (wisman) juga jadi hilang.

Didien Djunaedy, Ketua Umum DPP Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) mengatakan, kondisi alam selama tahun 2015 kurang menguntungkan bagi industri pariwisata tanah air. Selama hampir satu tahun muncul rentetan bencana alam berupa erupsi gunung berapi serta musibah kabut asap akibat kebakaran hutan. Hal tersebut menurutnya memimiliki dampak langsung terhadap pariwisata.

"Selain mengalami kerugian berupa pembatalan kedatangan wisman (cancellation), juga hilangnya peluang (lost opportunity) dalam kedatangan wisman yang selama setahun itu diperkirakan mencapai 1 juta wisman," ujar Didien saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu di Jakarta.

Ia merinci, kerugian tertinggi kala erupsi Gunung Raung di Banyuwangi terjadi pada pertengahan Juli 2015. Erupsi menyebabkan tiga bandara internasional, Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya dan Bandara Internasional Lombok (BIL) ditutup selama beberapa hari.

Akibatnya, sebanyak 36.878 wisman batal datang melalui Bandara Ngurah Rai Bali dan 9.284 wisman batal datang melalui Juanda Surabaya. Pembatalan kunjungan wisman dari dua pintu masuk utama itu menyebabkan hilangnya pendapatan devisa pariwisata yang diperkirakan hingga 50,7 juta dolar AS dengan asumsi jumlah pengeluaran wisman sebesar 1.100 dolar AS per kunjungan.

Selain kerugian berupa pembatalan, bencana erupsi Gunung Raung  yang terjadi saat peak seasons juga menyebabkan pariwisata kehilangan peluang dalam kedatangan wisman terutama dari negara pasar utama middle haul seperti Australia dan Jepang.

"Lost opportunity tertinggi terjadi di Bali karena bencana erupsi tersebut bertepatan saat peak seasons. Bila pada hari biasa rata-rata jumlah wisman yang masuk ke Bali setiap hari sebanyak 10 ribu wisman, sedangkan pada peak seasons naik hingga dua kali lipat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement