Rabu 30 Dec 2015 18:18 WIB

Benarkah Sakit saat Liburan karena Berhenti Bekerja?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sakit (Ilustrasi)
Foto: Boldsky
Sakit (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berlibur tak sedikit orang yang tiba-tiba jadi sakit. Penyakit yang paling umum dijumpai adalah flu. Tak peduli musim apa di tempat kita berlibur, saat berlibur penyakit sangat mudah didapatkan Anda yang sedang menurun kekebalan tubuhnya.

Seorang Psikolog dari Belanda, Ad Vingerhoets mengatakan ini bisa jadi berkaitan dengan Anda yang berhenti bekerja untuk sementara untuk belibur. Penyakit ini bisa disebut penyakit perjalanan.

(Baca: Mau Liburan? Ini Tips Mendapatkan Kamar Hotel dengan Harga Terjangkau)

Ia mengakui diagnosis ini tak berdasarkan bukti empirik penelitian. Namun demikian, ide bahwa Anda jatuh sakit segera setelah Anda berhenti bekerja adalah salah satu dari banyak pengalaman pahit. Jadi, seberapa validkah?

Sudah pernah ada studi sistematis yang tidak besar untuk mencari tahu apakah masyarakat cenderung jatuh sakit ketika liburan dibandingkan saat kehidupan sehari-hari. Studi ini menyebut sempat menanyai lebih dari 1.800 orang, apakah mereka pikir mereka menderita penyakit perjalanan.

Hasilnya hanya di atas tiga persen orang mengatakan hal itu. Mengingat mungkin kita harus merasa tertekan dan bekerja lebih keras sebelum liburan. Ini menunjukkan hal itu tidak normal dan bahkan cukup tidak biasa. Karena studi ini menanyakan orang-orang yang menghakimi diri mereka sendiri mengenai apa yang terjadi. Rata-rata mereka mengalami kehancuran liburan karena penyakit, umumnya karena sakit flu.

Hampir setengah orang dari studi Vingerhoet melakukan transisi dari bekerja ke liburan. Ada beberapa teori mengapa hal ini mungkin terjadi. Ketika berlibur, hal utama yang Anda dapatkan adalah kesempatan untuk bersantai, mengatasi hormon stres yang muncul saat bekerja, dan membiarkan kita terbuka untuk infeksi.

Adrenalin membantu kita mengatasi stres, juga mendorong peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk membantu melawan infeksi dan menjaga kita tetap sehat. Secara bersamaan juga datang hormon kortisol yang juga membantu menghilangkan stres.

Semuanya terdengar masuk akal , terutama jika transisi dari stres untuk relaksasi juga sangat cepat , tapi tak cukup penelitian telah selesai sebelum mengkonfirmasi apakah hipotesis ini berlaku.

Ada lagi mungkin orang-orang memang sakit di selama perjalanan. Mereka begitu sibuk dan bertempur sampai liburan mereka tiba bahwa mereka sederhana tidak memperhatikan bahwa mereka yang menjadi sakit sampai mereka memiliki kesempatan untuk bersantai liburan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement