REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng laman pencari (search engine) terbesar di dunia Google untuk melanjutkan kerja sama promosi pariwisata melalui brand Wonderful Indonesia
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Senin (28/12).
Kemenpar telah bekerja sama dengan Google pada 2015 untuk promosi wisata di lima pasar utama Indonesia, yaitu Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, dan Hongkong termasuk Cina (khusus untuk kerja sama Google Display Network).
"Promosi dilakukan di berbagai produk yang dimiliki Google," kata Arief. Produk yang dimaksud antara lain Google Search, Google Display Network, dan YouTube (Masthead, Preroll, dan Truview).
(Baca juga: Bos Google Akui Kepincut Kecantikan Raja Ampat)
"Tidak ketinggalan, kerja sama juga dilakukan melalui YouTube Content Creator atau video blogger yang memiliki subscriber tinggi di channel Youtube mereka asal Singapura, Malaysia, dan Jepang," kata Arief menambahkan.
Melalui kerja sama ini, kata dia, angka yang dihasilkan cukup signifikan khususnya dalam hal kenaikan traffic ke website pariwisata Indonesia www.indonesia.travel.
"Jumlah traffic dari lima target pasar utama tersebut ke www.indonesia.travel mengalami kenaikan rata-rata 'daily traffic' sebesar 614 persen per 1 Juni sampai 14 Desember 2015," katanya.
Pada 2016, kata Menteri, Kementerian Pariwisata berencana untuk melanjutkan kerja sama dengan Google.
Lingkup kerja sama tidak jauh berbeda dengan 2015, yaitu Google Search, Google Display Network, dan YouTube (Masthead, Preroll, dan Truview) dengan penambahan jumlah pasar antara lain Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Tujuannya agar Wonderful Indonesia semakin dikenal tidak hanya di lingkup Asia Pasifik tetapi juga di Eropa dan Amerika," kata Arief.
Rencana tersebut sekaligus dibahas dalam pertemuan (audiensi) Menteri Arief Yahya, dengan Co-Founder Google, Sergey Brin, pada Senin (28/12) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. Google dianggap sebagai mitra yang potensial karena merupakan situs pencari terbesar di dunia dan diakses setidaknya 1 miliar per bulan dalam 61 bahasa.