REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Presiden Joko Widodo meresmikan Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Ahad (27/12).
Presiden meminta agar beroperasinya terminal baru tersebut diikuti dengan promosi pariwisata yang lebih gencar.
"Saya minta agar promosi pariwisata lebih digencarkan lagi. Pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan berbagai maskapai agar makin banyak intensitas penerbangan ke bandara ini," ucap Jokowi seperti dituturkan Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit.
Nama Labuan Bajo mulai menjadi magnet baru pariwisata di Indonesia Timur sejak komodo masuk dalam daftar 7 Keajaiban Dunia Baru pada 2011. Selain hewan endemik komodo, Pulau Flores juga memiliki keindahan alam berupa gugusan pulau-pulau kecil yang indah, pantai-pantai serta alam bawah lautnya.
Melalui Bandara Labuan Bajo, wisatawan juga dapat melanjutkan perjalanan untuk menyaksikan keindahan Danau Kelimutu sampai melakukan wisata budaya ke kampung adat Wae Rebo.
Presiden meminta, potensi pariwisata yang besar itu didukung oleh tersedianya berbagai fasilitas, mulai dari jalan, sarana transportasi, penginapan sampai rumah makan. Hal ini demi mengundang lebih banyak lagi wisatawan untuk datang.
Sebab, kata Jokowi, meningkatnya jumlah wisatawan yang datang akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
"Di tengah tekanan kondisi perlambatan ekonomi dunia, sektor pariwisata dapat menjadi penggerak perekonomian daerah. Kita harapkan ekonomi Labuan Bajo makin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang melalui Bandara Udara Komodo," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, pembangunan Bandara Komodo telah dimulai sejak tahun 2012. Pembangunan bandara diselesaikan pada tahun anggaran 2015 dengan menelan anggaran Rp 191,7 milyar untuk pembangunan seluas 9.687 m2.