Ahad 27 Dec 2015 10:46 WIB

Pendaki Gunung Merapi Akan Dibatasi pada Tahun Baru

Rep: Edy Setyoko/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah wisatawan menggunakan mobil jip melintasi anak sungai pada reli wisata di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta, Kamis (12/11).  (Antara/Saptono)
Sejumlah wisatawan menggunakan mobil jip melintasi anak sungai pada reli wisata di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta, Kamis (12/11). (Antara/Saptono)

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -– Aktivitas pendakian puncak Gunung Merapi diperkirakan membludak saat perayaan Tahun Baru 2016. Mengantisipasi kejadian tak diinginkan memasuki musim hujan ini, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Resort Selo, Boyolali, membatasi pendaki hanya hingga 2.500 orang.

Pembatasan pendaki ini perlu menjadi perhatian aktivitas pecinta alam. ''Dan, pembatasan ini diberlakukan karena memasuki musim penghujan. Kawasan Gunung Merapi rawan longsor,'' kata Suwignyo, Kepala BTNGM Resort Selo Boyolali.

Menurut Suwignyo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), mengeluarkan aturan terkait pendaki Gunung Merapi pada pergantian malam tahun baru. Jumlah pendaki yang diijinkan hanya 2.500 orang.

Pembatasan jumlah pendaki sudah merupakan keputusan final. Sehingga semua pendaki harus mematuhi. BTNGM membatasi jumlah pendaki bertujuan, untuk menjaga keselamatan pendaki. Hal itu diperlukan, karena musim hujan yang terjadi di puncak Gunung Merapi dapat menyebabkan tanah menjadi labil. Hingga mengakibatkan longsor.

Menurut Suwignyo, saat musim penghujan jalur pendakian Gunung Merapi sangat licin. Sehingga dapat membahayakan pendaki. ''Kami sudah berkoordinasi dengan sukarelawan, serta tim SAR (Search And Rescue) yang bertugas mengamankan kawasan Merapi ihwal pembatasan pendaki,'' tambahnya.

Yang perlu diperhatikan, aktivitas pendakian Gunung Merapi nanti, dilarang sampai ke puncak. Hanya diperbolehkan sampai ke Pasar Bubrah. Pendaki Merapi nanti harus melewati jalur utama, Selo. Setiap pendaki harus melapor terlebih dulu di Pos Selo. Ini untuk memudahkan dalam pengawasan.

Mulai awal pekan ini, BTNGM mulai mendirikan posko pemantauan pendaki disetiap jalur utama pendakian Gunung Merapi. Keberadaan posko pemantauan untuk mengawasi setiap pergerakan pendakian menuju ke atas. Pendaki disarankan untuk membawa perlengkapan lengkap untuk mengantisipasi apabila turun hujan. Dan, cuaca puncak sangat dingin. Sehingga perlu perabot penghangat badan.

Anggota Staf Pengendali Ekosistem BTNGM Resort Selo, Boyolali, Wahid Adi Wibowo, menambahkan, jalur pendakian Gunung Merapi dibuka 1 Desember lalu. Saat pembukaan pengunjung masih sepi. Jumlah pendaki mulai bertambah banyak, dan diperkira, membludak malam perayaan Tahun Baru 2016.

Awal Desember hanya tercatat 700 pendaki. Jumlah ini terus diprediksi bertambah pada libur Natal dan tahun baru.

Sekedar mengingatkan, jalur pendakian Gunung Merapi sempat ditutup 2-30 November. Penutupan dilakukan karena terjadi kebakaran hutan, 1-3 November. Ini dilakukan untuk menghindari korban jiwa, dan mempermudah petugas memadamkan api.

Kini, larangan pendaki naik ke Gunung Merapi sudah berakhir. Mulai awal Desember jalur pendakian kembali dibuka. Hanya saja, BTNGM lebih memperketat pendakian memasuki musim hujan puncak. Bencana longsor mudah terjadi.

Lahan hutan Gunung Merapi yang terbakar seluas 23 hektare. Hingga kini belum diperbaiki. Perbaikan hutan sudah diusulkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Reboisasi kemungkinan baru bisa dilakukan tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement