REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Pengunjung Museum Gunung Merapi (MGM) meningkat lebih dua kali lipat pada libur Natal kemarin. Total pengunjung selama tiga hari terakhir mencapai 5.843 orang.
Adapun detail pengunjung pada Kamis (24/12) pengunjung MGM mencapai 1.630 orang. Pada Jumat (25/12) sebanyak 2.002 orang, dan Sabtu (26/12) sebanyak 2.211 orang. Bahkan Kepala UPT MGM, Suharno menargetkan pengunjung hingga akhir tahun ini sebanyak 190 ribu orang.
"Angka ini meningkat cukup tinggi kalau dibandingkan 2014 dengan jumlah pengunjung 153 ribu orang," katanya. Menurutnya, kunjungan MGM pada hari biasa sekitar 600 orang. Sementara pada hari libur bisa mencapai seribu hingga 1.500 orang. Tren kunjungan ke MGM selama ini selalu naik.
Di antaranya karena ada program wajib kunjung museum bagi pelajar. Hingga Oktober ini jumlah kunjungan ke MGM sudah mencapai 170.000 orang. "Khusus bulan November saja jumlah pengunjungnya 15.000. Kami optimis pada akhir tahun nanti bisa mencapai target," tutur Suharno.
Guna meningkatkan kenyamanan pengunjung, MGM telah menambah beberapa fasilitas. Di antaranya gazebo, kios makanan, dan penambahan toilet. Sementara untuk koleksi museum sendiri masih sama seperti sebelumnya. Seperti diorama ledakan Gunung Merapi dari tahun ke tahun yang ada di lobi utama museum dan peta gunung api dunia.
Sementara itu ada juga diorama gempa bumi yang terletak di bagian tengah museum yang belum bisa diperbaiki karena terkendala biaya operasional tinggi. Menurut Suharno perbaikan koleksi tersebut rencananya akan dikerjakan tahun depan.
Pemandu Wisata MGM, Dwi Handayani, menjelaskan bangunan MGM terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama ada diorama Gunung Merapi yang paling sering menyedot perhatian. Di sana pengunjung bisa langsung menyaksikan simulasi erupsi Merapi tahun 1969, 1994 dan 2006 dengan narasi berbahasa Indonesia dan Inggris.
Sedangkan di lantai dua, bisa melihat koleksi simulasi pemantauan Gunung Merapi. Antara lain pemantauan visual, kimia, deformasi, dan seismik. Sejarah letusan Merapi dari 1791 hingga 2006 pun terpajang secara berurutan sebagai sarana edukasi pengunjung.
"Bagi yang ingin menyaksikan film seputar Erupsi Merapi 2010, disediakan ruang film dengan tiket lima ribu rupiah," kata Dwi. Film tersebut menceritakan kehidupan masyarakat Cangkringan sebelum erupsi, proses alam jelang Merapi erupsi, Mbah Maridjan sebagai juru kunci yang terkena awan panas hingga kehidupan budaya masyarakat sekitar.
Menurut Dwi MGM selalu dipenuhi pengunjung pada akhir pekan, libur sekolah, dan tanggal merah. Sejauh ini pengunjung berasal dari perorangan, keluarga, dan pelajar. Hanya dengan tiket masuk lima ribu rupiah, pengunjung bisa berkeliling sepuasnya di MGM.