REPUBLIKA.CO.ID, Aceh memiliki berbagai destinasi wisata. Tujuan Wisata Aceh diantaranya wisata religi, wisata bahari dan wisata sejarah.
Masjid Raya Baiturrahman
Masjid terbesar di Aceh ini terletak tepat di kota Banda Aceh. Masjid ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda tahun 1612 Masehi.
Masjid ini sempat terbakar saat Agresi Belanda menyerang Kesultanan Aceh. Saat terjadi Tsunami 2004 lalu, Baiturrahman menjadi salah satu bangunan yang tak hancur diterjang air bah.
Saat ini Baturrahman sedang mengalami renovasi. Bagi wanita dilarang masuk tanpa menggunakan pakaian longgar seperti gamis dan berkerudung.
Masjid ini terletak di Jalan Tengku Chik Pante Kulu, Banda Aceh. Wisatawan dapat mengunjungi masjid ini menggunakan transportasi umum seperti angkot (labi-labi), ojek dan taksi.
Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh merupakan sebuah monumen simbolis untuk mengenang bencana gempa bumi dan tsunami 2004 silam. Museum ini dibangun oleh Ridwan Kamil yang kini menjadi Wali Kota Bandung. Museum ini berbentuk gelombang laut dengan lorong sempit. Atapnya dapat berfungsi sebagai pusat evakuasi jika terjadi bencana dengan lantai dasar yang mirip rumah panggung Aceh.
Museum ini dibuka dari Hari Senin hingga Ahad, kecuali Jumat. Mereka mulai dibuka untuk pengunjunga pukul 09.00 WIB - 14.30 WIB. Namun setiap waktu zhuhur selalu ditutup dan kembali dibuka pukul 14.00 WIB. Museum ini berisi mengenai foto-foto pasca terjadinya Tsunami dan pemutaran film dokumenter skeitar 15 menit.
Museum ini berada tepat di Jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Museum ini dapat diakses menggunakan trasnportasi umum maupun kendaraan pribadi. Jika menggunakan labi-labi per orang dikenakan tarif sebesar empat ribu rupiah. Sedangkan menggunakan becak dikenakan tarif 15 ribu hingga 20 ribu rupiah.
Museum Aceh
Museum Aceh merupakan sebuah museum etnografi dari suku bangsa yang mendiami Aceh. Museum ini didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Museum Aceh terletak di Jalan Sultan Alaiddin Mahmudsyah. Di dalam Museum ini terdapat pameran sumatera, gedung pameran tetap dan Rumoh Atjeh.
(Baca juga: Aceh Unggulkan Pariwisata Melalui Jalur Cheng Ho)