Jumat 18 Dec 2015 18:40 WIB

Melirik Pesona Situ Sanghyang

Rep: c10/ Red: Friska Yolanda
Situ Sanghyang, Kabupaten Tasikmalaya
Foto: Septianjar Muharam
Situ Sanghyang, Kabupaten Tasikmalaya

REPUBLIKA.CO.ID, Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi wisata yang tidak kalah menarik. Tasikmalaya pun memiliki banyak hal yang dapat dijadikan obyek wisata berkelas. Di antaranya Gunung Galunggung, pemandian air panas, wisata budaya Kampung Naga, wisata religi seperti tempat ziarah, dan wisata air di danau serta di pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya.

Tidak jauh dari Kecamatan Singaparna, tempat pusat pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, terdapat sebuah danau. Masyarakat menyebutnya Situ Sanghyang. Uniknya, situ ini tidak diketahui kapan dibangunnya. 

Masyarakat sekitar mempercayai situ tersebut terbentuk secara alami dan bukan situ buatan manusia. Situ ini terletak di Desa Cibalanarik dan Desa Cilolohan, Kecamatan Tanjungjaya. Sekitar satu jam perjalanan dari Singaparna. 

Di Situ Sanghyang, walau masih sepi, pengunjung akan disuguhkan pemandangan yang masih alami dan dijamin tidak akan menyaksikan kerumunan orang yang berlebihan. Menurut Ketua Kelompok Masyarakat Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kabupaten Tasikmalaya, Asep Jamjam, kendati kemarau panjang melanda wilayah Tasikmalaya, Situ Sanghyang tidak pernah kering kerontang. 

Selalu ada air yang dapat dimanfaatkan masyarakat saat kemarau, meski debit airnya turun. “Mengapa Situ Sanghyang tidak surut airnya. Mungkin, karena situ ini terbentuk secara alami dan ada sumber airnya,” kata Asep.

Jika di kelola dengan sungguh-sungguh, maka Situ Sanghyang akan menjadi objek wisata pilihan karena memiliki banyak potensi. Luas situ kurang lebih sekitar 24 hektare dan memiliki kedalaman yang cukup. Dengan area seluas itu dapat dikembangkan menjadi wisata air yang cukup memadai.

Pengunjung, kata Asep, bisa bersantai di atas air dengan menggunakan rakit. Bagi masyarakat yang hidup di kota, menaiki rakit di tengah alam pedesaan menjadi pengalaman tersendiri. “Tidak hanya rakit, perahu kayuh juga bisa lebih dikembangkan lagi untuk memikat wisatawan,” ujarnya.

Bahkan, hutan dan perbukitan di sekitar Situ Sanghyang juga masih bisa dimanfaatkan dan dikembangkan. Asep menerangkan, masih ada area kemping dan area bermain untuk sepeda motor trail. 

Semua area tersebut jika digabungkan luasanya kurang lebih mencapi sekitar 40 hektare. Artinya Situ Sanghyang akan menjadi objek wisata yang tidak kalah menarik jika manajemen pengelolaannya baik. Sebab, pengunjung tidak hanya disajikan wisata air. Tapi bisa kemping dan bermain motor trail. “Lebih jauh dari itu, jika dikembangkan, di sana juga dapat dibuat tempat out bound,” ujarnya.

Di Situ Sanghyang juga terdapat sebuah makam kuno yang dipercaya penduduk sekitar sebagi makam seorang syech. Di waktu-waktu tertentu tidak sedikit masyarakat yang berziarah ke makam tersebut. Bahkan, pengunjung dari luar Tasikmalaya juga banyak yang sengaja datang ke Situ Sanghyang hanya untuk berziarah.

Menurut Asep, dengan semua potensi yang dimilikinya, Situ Sanghyang tinggal dikelola dan dikembangkan dengan baik saja untuk menjadi wisata andalan Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan menurut dia, Kompepar telah membuat konsep agrowisata. 

Jadi, kata dia, dengan konsep itu, pengelola Situ Sanghyang bisa menyediakan lahan pertanian dan berabagi macam jenis tanaman yang kerap ditanam para petani. “Nah ketika anak-anak sekolah berwisata ke sini, mereka bisa mempraktikan bagimana caranya dan rasanya bercocok tanam,” ujar Asep.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement