REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pemilik bisnis perhotelan mengutamakan penyajian masakan tradisional sebagai menu utama dengan menggandeng usaha kuliner lokal.
Sekretaris PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono, mengatakan pihaknya mendorong untuk memasukkan menu masakan tradisional sebagai opsi utama bagi pengunjung. Langkah ini dalam rangka untuk Melestarikan dan mendorong perekonomian masyarakat setempat.
Terutama bila pengelola hotel menyajikan makanan tradisional dengan menggandeng pengusaha makanan khas lokal. Daya tarik hotel, ia menambahkan, juga akan meningkat dengan penyajian makanan-makanan tradisional.
"Para pengunjung hotel yang berasal dari luar daerah atau bahkan mancanegara tentunya datang untuk mencari tempat singgah yang bernuansa khas Yogyakarta, termasuk menu makanannya," kata dia.
Saat ini, menurut dia, rata-rata hotel tak berbintang dan hotel bintang satu sudah menyajikan makanan tradisional khas di Yogyakarta. "Hotel-hotel bintang satu rata-rata sudah mengalokasikan sekitar 80 persen untuk kuliner lokal," kata dia.
Namun, dia menjelaskan, penekanan penyajian makanan tradisional sebagai menu utama tidak bisa dilakukan pada hotel-hotel bintang lima yang terikat standar hotel internasional. Meski begitu PHRI tetap akan mengimbau untuk memasukkan masakan tradisional sebagai opsi makanan.