REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan peninjauan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Agar masyarakat merasakan dampak dari pengembangan kawasan pariwisata ini, JK pun meminta agar masyarakat setempat mendapatkan pendidikan pariwisata.
"Dari sekarang mesti dididik hospitality, belajar melayani tersenyum, hormat, terampil, kemudian kebersihan juga yang pokok. Jadi harus masyarakat dididik dari awal," kata JK saat melakukan tinjauan di Pantai Kuta Lombok, Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (12/12).
Menurut JK, tanpa peran masyarakat, pemerintah tidak bisa mengembangkan kawasan pariwisata. Masyarakat dapat membantu meningkatkan potensi pariwisata daerah setempat dengan memberikan berbagai layanan jasa dan kerajinan.
"Masyarakat itu pertama bekerja, kemudian memiliki kalau punya toko kecil bisa kerajinan bisa services. Masyarakat, tidak mungkin tanpa masyarakat. Lihat di Bali, seperti itu," jelas dia.
JK menjelaskan proyek pembangunan pariwisata di Mandalika merupakan proyek yang sudah direncanakan sejak 25 tahun yang lalu. Namun, pelaksanaan proyek tersebut terhambat oleh krisis yang sempat terjadi pada tahun 2008 silam. Kondisi ekonomi saat ini yang dinilai telah membaik pun harus dimanfaatkan untuk memulai pembangunan kawasan pariwisata di Mandalika. Upaya ini tentu dibarengi dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan dan hotel.
Dia menekankan, pembangunan KEK Mandalika ini akan dipercepat sehingga dapat segera memberikan manfaat pada masyarakat setempat. Lebih lanjut, pemerintah juga akan membangun infrastruktur dasar seperti membangun listrik, jalan, serta bandara.
"Dulu sebenarnya, mereka cuma minta 3 hal, airport kita sudah punya, jalan bagus, tol sudah dibangun, listrik, jadi memang sudah cukup tapi akan lebih banyak dibutuhkan yaitu pembangunan listrik, air disiapkan. Mereka hanya butuh itu, yang lainnya mereka bangun sendiri," kata JK.
Diharapkan, dengan adanya kawasan pariwisata baru ini dapat menambah destinasi wisata baru di Indonesia. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi pun juga dapat merata di berbagai daerah.