Kamis 10 Dec 2015 22:31 WIB

Menpar Tekankan Fungsi Media dalam Pengembangan Pariwisata

Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan keterangan kepada wartawan terkait destinasi halal dunia yang dianugerahkan kepada Indonesia di Gedung Kemeterian Pariwisata, Jakarta, Rabu (21/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan keterangan kepada wartawan terkait destinasi halal dunia yang dianugerahkan kepada Indonesia di Gedung Kemeterian Pariwisata, Jakarta, Rabu (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan posisi pariwisata Indonesia saat ini masih kalah dengan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.

"Posisi kita tidak bagus dalam pariwisata. Dari segi jumlah kita hanya sepertiga dari Malaysia dan Thailand, bahkan kita kalah dengan Singapura yang negara kecil. Kita hanya 9 juta wisatawan sedangkan Singapura 16 juta wisatawan," ujar Arief Yahya dalam sambutanya di acara Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2015, Kamis (10/12) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.

Sedangkan dari segi pendapatan devisa, Indonesia saat ini baru mendapat 10 miliar dolar AS per tahun. Sementara Malaysia mencapai 20 miliar dolar AS dan Thailand 40 miliar dolar AS.

"Thailand itu empat kali lipat dari kita," ujarnya.

Karena itu ke depan, khususnya di tahun 2016, konsep "Indonesia Coorporated" harus lebih berjalan. Seluruh pihak harus bersatu memajukan pariwisata Indonesia.

"Kita harus hidupkan semangat pentahelix. Bahwa akademisi, asosiasi, pemerintah, pelaku bisnis dan media adalah subjek yang berperan penting dalam memajukan pariwisata," kata Menpar.

Dalam setiap kebijakan promosi dan branding yang dilakukan Kementrian Pariwisata, lima unsur tersebut dikatakan Menpar memiliki peranan masing-masing yang saling terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement