REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi NTB menargetkan jumlah kunjungan wisatawan Muslim mancanegara pada 2016 mencapai 20 persen dari total target kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara sebanyak 3 juta orang.
Apalagi, wisatawan Muslim diluar Timur Tengah banyak berada diantaranya di Eropa dan Australia.
"Target kunjungan wisatawan 2016 sebanyak 3 juta orang. Persentasenya 50 wisatawan nusantara dan 50 persen wisatawan mancanegara. 20 persen wisatawan mancanegara ditargetkan wisatawan Muslim," ujar Kepala Disparbud NTB, Lalu Muhammad Faozal kepada wartawan usai acara FGD Strategi Pemasaran Wisata Halal, Kementerian Pariwisata, Selasa (8/12).
Ia menuturkan, selain itu upaya pembenahan infrastruktur wisata halal terus dilakukan dengan menggelontorkan dana Rp 1 miliar pada 2016 untuk mensertifikasi jasah usaha wisata dan restoran.
"Kita sedang masifkan satu miliar pada 2016 untuk sertifikasi jasa usaha wisata dan restoran. Contoh semua warung Taliwang harus ada label halal," ungkapnya.
Menurutnya, promosi wisata halal terus dikembangkan diantaranya tempat berjualan di Bandara Internasional Lombok akan diberikan label halal. Termasuk fasilitas beribadah di hotel-hotel yang dimana saat ini terdapat tiga hotel yang tengah dilakukan sertifikasi halal.
Faozal mengatakan destinasi yang menjadi unggulan untuk wisata halal diantaranya adalah Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air sert Senggigi. Ketiga destinasi tersebut merupakan destinasi wisata konvensional namun diantara destinasi tersebut terdapat ruang bagi wisatawan Muslim yang ingin berwisata disana.
Sebelumnya, Pengusaha Hotel Syariah, Riyanto Sofyan mendorong agar paket-paket unggulan wisata halal di Provinsi Nusa Tenggara Barat agar tetap dijaga oleh pelaku usaha pariwisata. Termasuk, komitmen pemerintah daerah yang terus melakukan sertifikasi usaha halal seperti hotel, restoran dan spa.
"Saat ini, sudah ada ikon Best Halal Destination dan Best Honeymoon sehingga paket unggulan harus dijaga baik oleh pelaku industri pariwisata. Makanya pemda berkomitmen mensertifikasi usaha pelaku pariwisata hotel, restoran dan spa," ujarnya kepada wartawan disela-sela kegiatan FGD strategi Pemasaran Wisata Halal, Kementerian Pariwisata di Mataram, Selasa (8/12).