REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Himpunan pelaku pariwisata di Provinsi Bali optimistis pariwisata akhir tahun di daerah setempat tumbuh positif dan berharap tidak terpengaruh dengan serangan teroris di Paris, Prancis beberapa waktu lalu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjelaskan bahwa harapan pertumbuhan positif pariwisata pada musim puncak akhir tahun itu berangkat dari naiknya kunjungan turis mancanegara khususnya yang berasal dari Prancis.
"Saat ini turis dari Prancis malah naik ke posisi kelima setelah sebelumnya mencapai posisi ketujuh," katanya, Selasa (1/12).
Padahal sejumlah negara khususnya di Eropa tengah meningkatkan status keamanan dan mengeluarkan peringatan perjalanan keluar dari negaranya. Pemerintah Indonesia juga menerapkan hal serupa salah satunya dengan meningkatkan level keamanan seluruh bandara dari level "hijau" menjadi "kuning".
Dengan peningkatan level itu, Polri kemudian meningkatkan pengamanan di setiap bandara, bekerja sama dengan aparat TNI Angkatan Udara, petugas pengamanan bandara hingga komponen masyarakat lokal seperti di Bali yang melibatkan 'Pecalang' atau petugas keamanan adat khas Pulau Dewata di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.
Terkait dengan hal itu, pelaku pariwisata yang akrab disapa Cok Ace itu mengapresiasi langkah yang diambil aparat keamanan. "Justru hal itu akan memberikan dampak positif untuk menjaga keamanan di objek vital seperti bandara," imbuh mantan Bupati Gianyar itu.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali merilis jumlah kunjungan wisatawan dari negeri dengan ikon Menara Eiffel itu pada Oktober 2015 sebanyak 15.445 orang atau naik 15,81 persen dibandingkan bulan September 2015 yang mencapai 13.336 orang.
Selama periode Januari hingga Oktober 2015, sebanyak 3.360.260 orang wisatawan mancanegara berkunjung ke Pulau Dewata atau niak 7,62 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.