Kamis 19 Nov 2015 20:43 WIB

Industri Pariwisata di DIY Dinilai Masih Memprihatinkan

Rep: Neni Ridareni/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ratu Margrethe dari Denmark saat berkunjung ke Yogyakarta, Indonesia (22/10).
Foto: EPA
Ratu Margrethe dari Denmark saat berkunjung ke Yogyakarta, Indonesia (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA – Industri pariwisata di DIY masih cukup memprihatinkan. Jumlah pemandu wisata di DIY ada sekitar 345 orang dan yang belum bersertifikat masih 260 orang.

Namun kalau dari SDM di bidang pariwisata lainnya, seperti pekerja hotel yang sudah bersertifikat sudah cukup banyak. yakni dari 1186 orang pekerja hotel yang sudah bersertifikat ada 949 orang.

Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY Imam Pratanadi dalam Forum Diskusi Wartawan DPRD DIY dengan tema Kesiapan Pariwisata DIY menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia, di Lobby DPRD DIY, Kamis (19/11).

Dia mengungkapkan untuk lama tinggal wisatawan di DIY jauh dari target yakni untuk wisatawan mancanegara ditargetkan lama tinggalnya di 2014 2,45 hari, tetapi kenyataannya 1,95 hari. Sedangkan untuk wisatawan nusantara ditargetkan lama tinggalnya 2,45 hari, tetapi realisasinya baru 1,6 hari.

Sementara itu untuk jumlah wisatawan jauh dari target yakni untuk wisatawan nusantara targetnya 2.754.981 orang realisasinya 3.091.967. sedangkan wisatawan mancanegara targetnya 254.213 orang, realisasinya 498.542 orang.

Menurut Imam, semua negara ASEAN menganggap sektor wisata  adalah paling potensial untuk meningkatkan perekonomian mereka. Sehingga hal itu perlu diwaspadai dalam pengembangan pariwisata di Indonesia  dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Oleh karena itu, kata dia  menambahkan, dalam menghadapi MEA, terutama di sektor pariwisata DIY  tidak boleh lengah, terutama untuk meningkatkan SDM dan infrastruktur dan sarana prasarana. ‘’Kita harus optimis dan perlu pesimis,’’tutur  Imam.

Hal senada dikemukakan Condroyono dari Jogja Tourism Training Center UGM Condroyono. Yang menjadi daya tarik wisata adalah obyek wisata baik alam maupun buatan dan atraksi, baik tradisional dan kontemporer. Hal itu harus didukung oleh fasilitas dan pelayanan serta transportasi sehingga wisatawan akan mudah menjangkau obyek wisata.

‘’Jangan sampai wisatawan kesulitan untuk menuju obyek wisata maupun ke tempat atraksi dan jangan sampai wisata kecewa. Karena itu kalau obyek wisata belum siap jangan ditawarkan secara besar-besaran,’’saran mantan Kepala Dinas Kebudayaan DIY ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement