REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Angka kematian ibu hamil turun hampir 50 persen di seluruh dunia dalam seperempat abad terakhir.
Namun, menurut laporan PBB dan Bank Dunia, hanya sembilan negara mencapai target yang telah ditetapkan.
"Laporan ini menunjukkan, pada akhir 2015, angka kematian ibu akan turun 44 persen dari tingkat kematian tahun 1990," kata Dr. Lale Say, koordinator kesehatan reproduksi sekaligus peneliti di WHO, dilansir dari Times Live, Senin (16/11).
Menurut Say, ini adalah sebuah kemajuan besar. Hanya saja, kemajuan ini tidak merata di seluruh negara. Sebanyak 99 persen dari angka kematian berasal dari negara berkembang.
Laporan yang dipublikasikan secara bersamaan dalam jurnal media Inggris, The Lancet, ini menemukan, pada tahun 2015 sekitar 303 ribu perempuan meninggal akibat komplikasi selama kehamilan atau hingga enam minggu setelah melahirkan. Angka ini turun dari 532 ribu pada 1990.
Jumlah ini, kata Say, setara dengan rasio global yang memperkirakan 216 kematian ibu per 100 ribu kelahiran pada 2015. Angka tersebut turun dari 385 kematian pada 1990.
Sebagai bagian dari Millenium Developments Doal yang diadopsi negara-negara di dunia pada tahun 2000, negara-negara anggota PBB berjanji untuk mengurangi angka kematian ibu sebesar 75 persen pada tahun 2015 dari angka tahun 1990. Hanya sembilan negara yang telah mencapai target ini, meskipun 39 negara lain mengalami kemajuan signifikan dalam mengurangi angka kematian ibu.
Peningkatan terbesar ada di Asia Timur. Di sana, angka kematian ibu turun dari sekitar 95 menjadi 27 per 100 ribu kelahiran. Sementara, sub sahara Afrika menyumbang dua dari setiap tiga kematian ibu hamil di dunia. Kendati begitu, lanjut Say, itu sudah merupakan perbaikan besar. Sub Sahara Afrika mengalami pengurangan angka kematian ibu hampir 45 persen selama periode tersebut.
Melihat hasil tersebut, PBB kini menetapkan target mengurangi angka kematian ibu global hingga kurang dari 70 per 100 ribu kelahiran pada 2030.
"Memastikan akses layanan kesehatan berkualitas tinggi selama kehamilan dan kelahiran anak dapat membantu menyelamatkan nyawa ibu," kata Say menambahkan.
Ia pun menyebut beberapa langkah kesehatan penting yang diperlukan. Antara lain, menjaga kebersihan untuk mengurangi infeksi, suntik hormon oksitosin segera setelah melahirkan untuk mengurangi risiko pendarahan berat, dan mengidentifikasi kondisi berpotensi fatal seperti hipertensi akibat kehamilan.