Senin 16 Nov 2015 10:09 WIB

Dua Hari Usai Serangan, Aktivitas Transportasi di Prancis Berangsur Pulih

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Bilal Ramadhan
Penjagaan di Paris pascateror diperketat.
Foto: Reuters
Penjagaan di Paris pascateror diperketat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Prancis telah mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan pengawasan ketat di sejumlah kawasan perbatasan negara, menyusul serangan teror yang terjadi di Paris, Jumat (13/11) lalu.

Situasi tersebut tidak sampai membuat aktivitas perjalanan dari dan menuju ke negara itu terhenti. Sejak kemarin, kegiatan transportasi di Prancis dikabarkan sudah mulai berangsur pulih.

“Meskipun demikian, ada beberapa penundaan yang dimaklumi karena peningkatan keamanan dan peringatan bagi para wisatawan agar selalu berhati-hati di tempat umum,” tulis kontributor Cecilia Rodriguez dalam laporannya kepada Forbes, Ahad (15/11).

Setelah serangan teror menyasar sejumlah tempat di Paris, banyak negara mengeluarkan peringatan dini kepada warganya, di samping memperkuat keamanan di seluruh jaringan transportasi dan tempat-tempat umum. Situasi menegangkan itu salah satunya berlangsung di Inggris.

Para pejabat terkait di sana tengah berusaha membuat sejumlah persiapan guna mengantisipasi kemungkinan dijadikannya negara mereka sebagai target teror berikutnya.Kegiatan penerbangan dari dan menuju ke sejumlah bandara utama Prancis, termasuk di Paris, kini sudah kembali ke jadwal normalnya.

Begitu juga dengan transportasi melalui kapal dan kereta api nasional maupun internasional, juga beraktivitas lagi seperti biasa.Kebanyakan maskapai penerbangan menawarkan pengembalian uang (refund) atau pembebasan biaya penalti terhadap penumpang yang memutuskan untuk menunda ataupun membatalkan perjalanan mereka dari/ke Prancis selama beberapa hari ke depan.

“Banyak juga orang yang memutuskan untuk mempersingkat waktu kunjungan mereka di Prancis dan pulang lebih awal,” ujar Rodriguez lagi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement