Rabu 11 Nov 2015 16:20 WIB

Erupsi Rinjani Gagalkan 2.000 Turis per Hari Masuk NTB

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah perempuan berjalan dengan latar belakang debu vulkanik Gunung Barujari yang menyembur dibalik puncak Gunung Rinjani di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa (10/11).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah perempuan berjalan dengan latar belakang debu vulkanik Gunung Barujari yang menyembur dibalik puncak Gunung Rinjani di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB mengungkapkan akibat erupsi anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari, kunjungan wisatawan yang gagal berangkat mencapai 2.000 jiwa per hari. Kondisi itu menyebabkan kerugian bagi pariwisata Lombok dan Sumbawa.   

“Kunjungan wisatawan yang berkurang, kita asumsikan dalam sehari 4.000 pengguna bandara. Dua ribu dari empat ribu itu adalah wisatawan yang akan tersebar ke berbagai destinasi, itu merugikan. Namun tidak rugi sampai miliaran,” ujar Kadisbudpar NTB, Lalu Muhammad Fauzal kepada wartawan, Rabu (11/11).

Meski begitu, ia menuturkan tetap optimis target kunjungan wisatawan sebanyak 2 juta bisa terealisasi. Apabila erupsi gunung Baru Jari berhenti maka promosi akan terus dilakukan dan ditingkatkan.

Terkait, dengan isu yang berkembang akibat erupsi tentang ketidaknyaman dan ketidakamanan pariwisata NTB. Dirinya membantah sebab dampak erupsi tidak berdampak apa-apa terhadap destinasi wisata, sehingga Lombok tetap aman dan nyaman.

Fauzal menambahkan keberadaan pusat krisis yang didirikan oleh Dinas Pariwisata sebagai ruang diskusi bersama antara pelaku usaha pariwisata. Termasuk mencari dan memperbanyak ketersediaan pasboat dari Bali ke Lombok dengan tarif yang terkontrol.

“Sekarang harga tidak terkontrol karena tarif kapal cepat nonekonomis. Ruang pemerintah untuk mengintervensi sangat kecil. Makanya kemarin naik 100 persen, itu tidak baik. Naik sampai Rp 600 ribu, dari Rp 350 ribu yang merupakan harga normal,” katanya.

Menurutnya, saat ini kementerian pariwisata tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sebab, kementerian perhubungan merupakan otoritas yang mengeluarkan izin jalan kapal cepat.

Ia menghimbau kepada pelaku usaha pariwisata agar tidak panik. Hal ini terkait dengan okupansi hotel yang turun sampai 40 persen dengan rata-rata 20-30 persen. Kondisi tersebut menyebabkan pelaku usaha hotel resah akibat erupsi gunung Baru Jari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement