Rabu 11 Nov 2015 14:04 WIB

Riau Tawarkan Rute Terbang Internasional

Kep Riau
Foto: antara
Kep Riau

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau menawarkan sejumlah rute penerbangan internasional dengan tujuan ibu kota provinsi tersebut dari sejumlah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara kepada maskapai.

"Kita punya pelbagai destinasi pariwisata baik pantai maupun budaya bersifat tahunan. Jadi, kita berharap ada connecting flight (penerbangan langsung) ke Pekanbaru dari sejumlah negara di ASEAN," ujar Kepala Disparekraf Riau, Fahmizal Usman di Pekanbaru, Selasa (10/11).

Ia contohkan, seperti penerbangan rute Johor Bahru, Malaysia menuju Pekanbaru pergi pulang dan sempat dihidupkan oleh maskapai anak usaha Malaysia Airlines yakni Firefly beberapa kali dalam sepekan.

Lalu Firefly sempat bertahan sekitar tujuh tahun lamanya dalam menerbangi rute Subang-Pekanbaru pergi pulang empat kali dalam sepekan mengunakan pesawat jenis ATR 72-500 kapasitas 70 kursi, sebelum kemudian ditutup pada 23 Oktober tahun ini.

"Sebenarnya potensi turis asing dari Malaysia masuk ke Pekanbaru cukup besar. Selain dari Malaka kini dilayani Malindo Air, Kuala Lumpur dilayani AirAsia. Cuma dari Subang dan Johor Bahru, belum terlayani," ucapnya.

Fahmizal katakan, belum lagi turis asing yang sedang liburan di negara Gajah, julukan bagi Thailand seperti penerbangan rute Phuket-Pekanbaru atau Bangkok-Pekanbaru pergi pulang, tapi sampai saat ini belum dilayani maskapai.

Padahal destinasi wisata telah diperkenalkan maskapai seperti Taman Nasional Tesso Nilo di Pelalawan karena masih dihuni Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Bunga Rafflesia, lalu pantai-pantai indah hingga pulau-pulau menawan seperti Jemur di Rokan Hilir dan Rupat di Bengkalis.

Gelombang pasang yang diidamkan para peselancar dunia seperti Bono di Sungai Kampar, Pelalawan dan kelezatan wisata kuliner seperti nasi lemak, patin asam pedas dan bolu kemojo serta situs-situs peninggalan sejarah mulai dari Candi Muara Takus di Kampar dan Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura di Siak.

"Belum lagi even wisata bersifat budaya seperti Bakar Tongkang di Rokan Hilir, Pacu Jalur di Kuantan Singingi dan lain sebagainya. Semuanya itu masih ada dan terus dilestarikan," kata dia.

Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta instansi terkait memiliki strategi agar bisa menggaet wisatawan macanegara berkunjung ke Riau terutama yang berada di Asia Tenggara karena setiap tahun sekitar 60 juta orang turis asing berkunjung.

"Hampir 60 juta orang wisatawan melakukan kunjungan ke Asia Tenggara setiap tahun. Namun, mereka lebih banyak mampir di Malaysia, Singapura dan Thailand. Kesempatan ini harus dapat kita ambil," paparnya.

Pemerintah kembali menambah jumlah negara penerima fasilitas bebas visa kunjungan. Jika pertengahan tahun lalu, negara penerima fasilitas itu awalnya hanya mencapai 15 negara menjadi 45 negara, mulai Oktober tahun ini menjadi 90 negara.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, penambahan jumlah negara tersebut resmi dilakukan mulai 21 September kemarin.

"Terakhir rencana 47 negara, tapi akhirnya jadi 45 negara," tambah Menpar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement