REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvorkovich mengumumkan, sekitar 11 ribu wisatawan Rusia telah diterbangkan dari Mesir untuk kembali ke negaranya, Sabtu (7/11).
Ia menyampaikan bahwa nantinya masih ada lagi warga Rusia yang dievakuasi. Wakil Perdana Menteri memperingatkan bahwa pada hari kerja, penerbangan akan jauh lebih sedikit. Tapi pada akhir pekan berikutnya, kata dia, jumlah turis yang dipulangkan akan kembali mencapai puncaknya.
"Kemarin kami melakukannya, penundaan penerbangan awalnya karena fakta masalah bagasi. Tetapi kemudian hampir tidak ada penundaan pada semua penerbangan,’’ kata Dvorkovich seperti fikutip dari laman RIA Novosti, Senin (9/11).
Pejabat itu juga menjelaskan bagaimana bagasi akan dikirimkan. Koper akan dimasukkan di pesawat di daerah masing-masing. Di sana koper akan dibongkar dan penumpang akan diberitahu di mana mereka bisa mendapatkan bagasi.
Pada Jumat malam, (6/11) Rusia menangguhkan penerbangan ke Mesir untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat jenis A321 Airbus Kogalymavia dengan rute dari Sharm El Sheikh ke St. Petersburg pada Sabtu (31/10) silam.
Sebanyak 224 orang tewas, sebagian besar warga Rusia. Setelah pihak berwenang dari negara-negara Barat mengakui kemungkinan serangan teroris sebagai penyebab jatuhnya pesawat, penangguhan penerbangan ke Mesir telah dikeluarkan oleh pemerintah besar Inggris, Irlandia, dan Belanda.