REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aceh dan kopi merupakan dua hal yang saling mengikat. Kopi Aceh sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan hal ini menjadi potensi wisata budaya Aceh yang banyak menarik perhatian masyarakat.
Dikatakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Eshty Reko Astuti bahwa budaya minum kopi ini harus lebih dikembangkan. Mengingat kopi merupakan strategi potensial menarik perhatian orang untuk datang.
"Kopi Aceh sudah dikenal luas. Kalau bisa lebih dikembangkan menjadi daya tarik tersendiri mendatangkan wisatawan domestik maupun asing," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id belum lama ini.
Selain itu menurut dia, penyajian kopi itu sendiri juga harus diperhatikan. Semakin menarik, semakin banyak orang yang tertarik.
"Saran saya memang untuk penyajian kopi itu sendiri harus dijaga kebersihannya, penyajiannya menarik, dan menjaga citarasanya."
Hal itu dianggap menjadi hal terpenting dalam menyajikan kopi ke mata dunia. Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian Pariwisata RI menghelat Festival Kopi dan Teh Nusantara. Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan kopi guna menarik kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing.
Festival ini berlangsung di Taman Sari, Aceh 6-8 November 2015 dengan menampilkan serangkaian kegiatan seperti pameran kopi, lomba barista hingga hiburan oleh artis Ibukota, Budi Doremi.